Para Ilmuwan Menciptakan Embrio Manusia Sintetis Dengan Detak Jantung, Mereplikasi Proses Awal Kehamilan
Para peneliti dari The Gurdon Institute at The University of Cambridge telah mengembangkan model embrio manusia dengan detak jantung dan beberapa jejak darah. Kemajuan ilmiah yang luar biasa ini memberikan gambaran sekilas tentang tahap perkembangan dalam beberapa minggu pertama kehidupan. Yang menarik adalah bahwa embrio sintetik diciptakan tanpa pembuahan yang melibatkan sel telur dan sel sperma.
Model Embrio Dikembangkan Menggunakan Sel Punca Manusia
Model embrio dibuat dari sel punca manusia, yang dapat berevolusi menjadi semua jenis sel yang ditemukan di dalam tubuh. Menariknya, model tersebut menyerupai sel dan struktur yang biasanya muncul dalam beberapa minggu pertama kehamilan. Sel-sel jantung yang berdetak biasanya muncul pada hari ke-23 pada embrio normal, sementara jejak darah merah terjadi pada minggu ketiga atau keempat.
Model Tersebut Tidak Memiliki Prekursor Untuk Plasenta Dan Kantung Kuning Telur
Dalam model tersebut, jantung dan darah dikembangkan dari sel punca dan kemudian dipindahkan ke wadah yang berputar, yang berfungsi sebagai rahim buatan. Namun, model sintetik ini tidak memiliki potensi untuk berkembang menjadi janin. Enbrio tersebut tidak mengandung plasenta dan kantung kuning telur, yang penting untuk pertumbuhan embrio normal.
Model Embrio Yang Tumbuh Di Laboratorium Memiliki Beberapa Implikasi Yang Potensial
Model embrio yang tumbuh di laboratorium ini memiliki beberapa implikasi, mulai dari memberikan wawasan penting ke dalam tahap perkembangan awal kehidupan. Terobosan baru ini dapat membantu memahami efek kelainan genetik, alasan keguguran berulang dan juga dapat digunakan dalam studi skrining untuk menilai efek obat pada embrio. Embrio ini bahkan dapat membantu memahami hubungan antara diabetes gestasional dan kelainan jantung pada bayi.
Model Tersebut Juga Dapat Digunakan Dalam Pengobatan Regeneratif
Para ilmuwan juga berharap model embrio ini akan menemukan penerapannya dalam pengobatan regeneratif. Mereka dapat digunakan untuk membuat cangkok jaringan hati atau jantung yang dipersonalisasi, membantu pasien menunggu donor organ. Namun, struktur sintetik ini terbentur dengan masalah etika. Penting untuk diingat bahwa temuan penelitian ini belum ditinjau oleh rekan sejawat atau dipublikasikan dalam sebuah jurnal.