TikTalk: dampak mengikuti aksen bicara selebriti
TikTok kini membentuk cara orang berbicara dengan tren linguistik baru yang disebut "TikTalk." Dibentuk oleh pengaruh para selebriti dan bintang media sosial, aksen unik ini, yang ditandai dengan fitur-fitur seperti "uptalk" dan "vocal fry", semakin populer, terutama di kalangan generasi muda. Berikut ini adalah pandangan yang lebih dalam tentang TikTalk untuk mengeksplorasi apakah pergeseran bahasa yang lahir dari internet ini memang bisa menjadi masa depan aksen.
Peniruan oleh influencer - Sebuah fenomena linguistik
Di era media sosial, Gen Z dan generasi milenial tidak hanya mengikuti selebriti; mereka juga meniru pola bicara mereka. Dikenal sebagai "TikTalk" atau "aksen influencer", tren linguistik ini melibatkan pengadopsian nada bicara yang khas dari para VIP seperti Kim Kardashian dan Ariana Grande. Pakar linguistik sekarang menyarankan bahwa tren ini mungkin merupakan evolusi berikutnya dalam bahasa Inggris.
Elemen-elemen TikTalk
TikTalk terdiri dari dua fitur utama: "uptalk" dan "vocal fry". "Uptalk" melibatkan intonasi yang naik dalam kalimat deklaratif, sementara "vocal fry" menambahkan suara rendah dan berkerikil pada vokal. Elemen-elemen ini tidak sepenuhnya baru; mereka telah lama hadir dalam bahasa Inggris. Namun, kombinasi unik dan adopsi yang meluas di media sosial membuat mereka menonjol sebagai karakteristik khas TikTalk.
Dilema influencer - Alami vs tidak alami
Para influencer, yang sadar akan keberadaan online mereka, sering kali harus beradaptasi dengan TikTalk. Banyak yang mengaku menggunakan aksen ini sebagai alat untuk komunikasi yang lebih baik di depan kamera. Sementara beberapa orang berpendapat bahwa aksen ini terasa tidak alami, yang lain melihatnya sebagai strategi yang berguna untuk memberi jeda dan mengartikulasikan pemikiran selama pembuatan video. Perdebatan terjadi di antara para pembuat konten tentang keaslian dan perlunya mengadopsi TikTalk.
TikTok sebagai katalisator untuk perubahan linguistik
Para ahli memprediksi bahwa masa depan bahasa terletak di tangan perempuan muda, dan TikTok menjadi bukti transformasi ini. Platform ini, meskipun bukan penyebabnya, memperkuat inovasi linguistik yang diperkenalkan oleh perempuan. Pergeseran linguistik yang diamati di TikTok, yang didorong oleh kreativitas perempuan muda, dianggap sebagai gambaran masa depan bahasa Inggris, yang menantang norma-norma tradisional.
Apakah TikTalk merupakan evolusi yang positif?
Ketika TikTalk menjadi semakin lazim, para ahli berpendapat bahwa pengadopsiannya mungkin demi kepentingan masyarakat. Uptalk, yang digunakan sebagai strategi untuk menjaga kesopanan dan kesantunan, dapat menjadi norma. Modifikasi yang dipimpin oleh wanita pada aksen Amerika tidak dipandang sebagai perubahan negatif, melainkan sebagai evolusi alami dalam bahasa. Merangkul tren ini dipandang sebagai cara untuk mendorong keragaman bahasa dan penerimaan.