Tambahkan Novel Bergenre Bildungsroman Ini Ke Daftar Bacaan Anda
Genre bildungsroman merupakan narasi yang berfokus pada pertumbuhan karakter dan pengembangan pribadi. Seringkali genre novel ini menggunakan empati untuk membimbing pembaca melalui perjalanan sang protagonis saat mereka menghadapi kompleksitas kehidupan. Jenis cerita ini menarik minat pembaca karena fokusnya pada penemuan jati diri dan pelajaran moral yang didapat selama proses tersebut, sehingga dapat diterima oleh pembaca melalui tema-tema yang dapat diterima secara universal.
'The Hate U Give'
The Hate U Give karya Angie Thomas berpusat pada Starr Carter, seorang remaja kulit hitam yang menyaksikan seorang petugas polisi menembak mati temannya yang tidak bersenjata. Novel ini menggali tema identitas, rasisme, dan aktivisme dengan dorongan naratif yang kuat. Ketika Starr menemukan suaranya untuk menghadapi ketidakadilan, pembaca tertarik pada eksplorasi nyata tantangan-tantangan sosial saat ini.
'The Perks of Being a Wallflower'
The Perks of Being a Wallflower karya Stephen Chbosky mengikuti Charlie, seorang siswa sekolah menengah yang introvert. Dia menghadapi kompleksitas masa remaja dan trauma masa lalu melalui surat yang menyentuh hati kepada orang kepercayaan yang tidak disebutkan namanya. Perjalanan Charlie ini menyajikan perjuangan masa muda yang menyentuh dengan tema persahabatan, kesehatan mental, dan pencarian identitas di dunia yang sering kali terasa membebani.
'The Book Thief'
The Book Thief karya Markus Zusak berlatarkan Perang Dunia II dan diceritakan dari sudut pandang Kematian itu sendiri. Sang protagonis, Liesel Meminger, menemukan kesenangan dengan mencuri buku dan belajar membaca, yang menjadi perlindungannya di masa-masa sulit. Melalui matanya, para pembaca merasakan ketahanan jiwa manusia dan dampak mendalam yang dapat ditimbulkan oleh sastra selama periode paling kelam dalam sejarah.
'Dumplin'
Dumplin karya Julie Murphy memperkenalkan Willowdean Dickson, seorang remaja berbadan besar yang mengikuti kontes kecantikan untuk menumbangkan standar kecantikan. Perjalanannya menuju penerimaan diri yang lucu dan mengharukan, yang secara langsung menghadapi masalah terkait citra dari bentuk tubuh. Pengalaman Willowdean menyoroti beragam aspek pertumbuhan dan keberanian yang diperlukan untuk menantang norma-norma masyarakat, memberikan narasi yang menghormati beragam pengalaman dari para remaja.