Bisa endus penyakit Parkinson, wanita ini bantu kembangkan tes swab kulit
Apa ceritanya
Para ilmuwan di Inggris berhasil mengembangkan sebuah tes untuk menentukan apakah seseorang menderita penyakit Parkinson dengan memanfaatkan indra penciuman seorang wanita yang sangat sensitif. Tes itu hanya butuh tiga menit.
Joy Milne (72) menyadari bau badan suaminya berbeda, bertahun-tahun sebelum sang suami didiagnosis menderita penyakit Parkinson.
Parkinson adalah kondisi neurologis dengan peningkatan kasus paling cepat di dunia dan hingga kini belum ada obatnya.
Konteks
Mengapa artikel ini penting?
Parkinson merupakan penyakit degeneratif yang belum bisa dideteksi melalui tes. Diagnosis penyakit ini didasarkan pada riwayat dan gejala medis pasien.
Jika tes pada perubahan produksi sebum yang dirancang dengan bantuan Milne berhasil lolos uji coba, tes tersebut dapat mengubah kehidupan ribuan orang.
Milne juga bekerja sama dengan para ilmuwan di seluruh dunia untuk mengetahui apakah dia dapat mencium penyakit-penyakit lain seperti kanker dan TBC.
Kondisi langka
Mengapa Joy Milne istimewa?
Sebagai mantan perawat, Milne mengalami kondisi langka yang bernama hiperosmia, yaitu kepekaan tinggi terhadap bau.
Dia memperhatikan bahwa mendiang suaminya, Les, memiliki bau badan yang berbeda ketika berusia 32 tahun, dan Les didiagnosis menderita Parkinson pada usia 44 tahun.
Diagnosis dini seharusnya dapat diiringi dengan gaya hidup yang lebih sehat, karena fungsi bagian-bagian otak terus menurun selama bertahun-tahun.
Proses
Bagaimana cara kerja tes ini?
Tes ini sederhana dan non-invasif. Cotton bud diusapkan di sepanjang bagian belakang leher untuk mengumpulkan sampel sebum. Sebum adalah sekresi minyak dari kelenjar sebaceous di bawah kulit.
Menggunakan spektrometri massa, sampel dianalisis untuk mengidentifikasi molekul yang berkaitan dengan Parkinson dan untuk membantu diagnosis.
Ini merupakan langkah besar menuju diagnosis penyakit yang akurat.
Awal mula
Bagaimana awal mulanya?
Untuk menemukan hubungan antara Parkinson dan bau badan, Milne meminta bantuan dr. Tilo Kunath di University of Edinburgh. Sang dokter bekerja sama dengan profesor Perdita Barran untuk memeriksa indera penciuman Milne.
Keduanya meminta Milne untuk mencium kaus yang dikenakan para penderita penyakit Parkinson dan orang yang tidak. Dia pun berhasil mengidentifikasi para pasien dengan benar.