Twitter pertimbangkan memberi pengguna kendali atas konten di beranda
CEO Twitter Jack Dorsey mungkin telah berbuat nyeleneh di mata perusahaan teknologi besar yang lain. Dia berencana untuk kembali memberi pengguna kendali atas konten yang tampil di beranda dalam panggilan konferensi yang membahas laporan keuangan terkini. Dia berniat untuk melakukan desentralisasi pada Twitter dengan memberi pengguna pilihan terkait perilaku platform mikroblog itu. Hal ini dicapai dengan membebaskan pengguna memilih antara beberapa algoritma yang mengatur isi beranda mereka sedemikian rupa.
Dorsey ingin membuat toko aplikasi untuk algoritma
CEO Twitter tersebut menyatakan bahwa layanan ini dapat memberi pengguna keleluasaan dengan adanya toko aplikasi khusus algoritma yang memungkinkan khalayak memilih konten beranda sesuai keinginan. Ini merupakan bagian dari upaya Dorsey untuk melakukan desentralisasi, yang mana pengguna dapat menentukan apa yang dilihat dan mengambil alih kendali tersebut dari Twitter atau pihak ketiga mana pun.
Tindakan ini akan meningkatkan kualitas dan variasi konten serta mendorong pertumbuhan
Visi desentralisasi ini mencakup penyiapan wadah bagi Twitter untuk menawarkan algoritma pemeringkat buatannya. Perusahaan tersebut tak boleh hanya menyediakan opsi itu saja, tetapi mau tidak mau harus mengizinkan pihak ketiga memasang algoritma mereka. Dorsey mengakui bahwa hal ini akan mendatangkan berbagai ide dan menciptakan semakin banyak konten berkualitas yang pada akhirnya diperlukan untuk pertumbuhan platform secara berkelanjutan.
Twitter yang terdesentralisasi juga akan melindungi dari 'masalah' Pasal 230
Gagasan terbaru Dorsey juga digadang-gadang sebagai cara untuk "mengatasi beberapa masalah" seputar Pasal 230. Peraturan itu memberi entitas seperti Twitter perlindungan yang terbatas dari tuntutan hukum yang sifatnya remeh-temeh akibat konten buatan pengguna. Melakukan desentralisasi pada Twitter dapat memperkuat proteksi dari banyaknya gugatan Pasal 230 dan penegakan aturan yang lebih ketat seputar konten pengguna di masa mendatang.
Dorsey telat gabung dalam upaya desentralisasi media sosial
Twitter sudah menggarap konsep yang disebut Bluesky ini sejak tahun 2019, tapi proyek ini bahkan belum memiliki Manajer Proyek. Namun, Dorsey tidak bisa disebut pelopor dari konsep ini. Sudah ada sejumlah alternatif Twitter yang terdesentralisasi sebelumnya. Bahkan, pengumuman Bluesky disambut dengan ejekan dari beberapa platform terdesentralisasi yang sudah ada seperti Mastodon—yang semuanya tidak memercayai Twitter.