Tiongkok menguji teknologi yang dapat memanfaatkan tenaga surya dari luar angkasa
Apa ceritanya
Para ilmuwan di Tiongkok telah berhasil menguji teknologi yang dapat membantu pembangkitan listrik dari tenaga surya di luar angkasa.
Prototipe ini sekarang sedang dibangun di Universitas Xidian di Provinsi Shaanxi.
Menurut Bloomberg, konsep tersebut telah diuji untuk menangkap sinar matahari di orbit dan mengubahnya menjadi sinar gelombang mikro yang dapat diubah menjadi listrik dengan stasiun penerima di darat.
Konteks
Mengapa artikel ini penting?
Tiongkok telah merencanakan untuk meluncurkan pembangkit listrik tenaga surya ke luar angkasa pada tahun 2028 untuk mendapatkan daya tak terbatas.
Menurut majalah penelitian Chinese Space Science and Technology, negara itu akan meluncurkan satelit pada 2028 untuk menguji teknologi transmisi daya nirkabel dari luar angkasa ke darat.
Perangkat tersebut akan dipasang di ketinggian 400 kilometer.
Pernyataan
Sistem dapat diperluas untuk mentransmisikan tenaga surya dari luar angkasa
Menurut laporan, perangkat tersebut saat ini dapat mengirimkan listrik sepanjang 55 meter melalui udara.
Namun, para peneliti berharap sistem itu dapat diperluas untuk mengirimkan daya dari panel surya yang mengorbit ke Bumi.
Tim ilmiah di belakangnya baru-baru ini menyelesaikan pengujian di depan panel spesialis independen, yang mengonfirmasi keberhasilannya pada 5 Juni, menurut sebuah pernyataan dari lembaga tersebut.
Solusi
Teknologi ini kemungkinan akan memecahkan masalah utama energi bersih
Para ilmuwan percaya bahwa proyek untuk mentransmisikan energi surya dari luar angkasa akan memecahkan masalah terbesar dari teknologi energi bersih—ketidakmampuan untuk berfungsi dalam kegelapan.
Mereka berencana untuk menempatkan panel di orbit di mana mereka dapat menghindari bayangan Bumi.
Sementara itu, laporan mengklaim bahwa komponen spesifik dari teknologi ini telah berhasil diuji sebelumnya, tetapi para peneliti Tiongkok adalah yang pertama menguji model sistem lengkap.
Detail
Lebih banyak negara yang bekerja menuju teknologi surya dari luar angkasa
Menurut Bloomberg, Tiongkok bukan satu-satunya negara yang tertarik dengan teknologi tenaga surya dari luar angkasa.
Menyusul hibah $100 juta pada tahun 2013, para peneliti di California Institute of Technology memulai misi surya luar angkasa.
Para peneliti di India, Rusia, Inggris, dan Prancis semuanya mencari cara untuk memanfaatkan energi matahari dari luar angkasa.
Menurut Universitas Xidian, Jepang sangat maju dalam hal ini.