Terinspirasi lebah, drone luar biasa ini bisa cetak bangunan tiga dimensi
Sekawanan drone tengah sibuk membangun ulang jembatan yang runtuh akibat gempa bumi... Tidak, ini bukan awal novel fiksi distopia. Sebaliknya, skenario tersebut tidak lama lagi akan jadi kenyataan. Sekumpulan ilmuwan berhasil mengembangkan satu armada drone sekaligus printer 3D unik yang dapat membangun dan memperbaiki struktur. Drone itu terinspirasi dari lebah. Berikut informasi selengkapnya.
Mengapa artikel ini penting?
Drone konstruksi yang menyerupai lebah atau tawon dipandang sebagai langkah selanjutnya dalam evolusi teknik sipil. Selain memudahkan proses pembangunan, drone ini juga diharapkan mempermudah perbaikan struktur yang terdampak bencana alam. Popularitas pencetakan 3D pun meningkat dalam bidang konstruksi. Jadi, perkembangan baru ini seharusnya menggenjot laju popularitas tersebut.
Teknologi di balik drone konstruksi: Aerial Additive Manufacturing
Armada drone printer 3D ini dikembangkan oleh para ilmuwan dari Imperial College London dan lembaga penelitian Empa Swiss. Teknologi yang digunakan di sini disebut Aerial Additive Manufacturing (Aerial-AM). Drone konstruksi ini bekerja secara kolektif dari satu acuan dan terinspirasi dari kawanan hewan seperti lebah dan tawon. Hewan tersebut bekerja sama dalam proses pembangunan dan bahkan menyesuaikan teknik seiring berjalannya waktu.
Drone sepenuhnya otomatis
Meskipun sepenuhnya otomatis, drone ini tetap dipantau oleh manusia. Orang tersebut akan mengambil alih jika diperlukan dan untuk memantau progres. Drone beradaptasi dengan geometri struktur yang dibangun dengan bantuan pencetakan 3D dan kerangka perencanaan jalur. Artinya, drone dapat digunakan untuk membuat struktur yang rumit.
Ada dua tipe drone di armada ini
Armada drone ini mencakup dua tipe drone: BuilDrones dan ScanDrones. BuildDrones adalah drone yang berfungsi untuk membangun struktur. Melalui sejenis pipa di bagian bawahnya, BuilDrones menyimpan lapisan material yang berurutan dengan bekerja secara kolektif. ScanDrones mengawasi proses pencetakan atau pembangunan. Drone tersebut mengevaluasi geometri struktur dan memberitahu BuildDrones apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Seberapa akurat proses pembangunan?
Para peneliti sudah melakukan percobaan untuk menguji kinerja drone ini. Bangunan yang dicetak mencakup silinder setinggi 2,05 m (72 lapis) dengan bahan busa poliuretan dan silinder setinggi 18 cm (28 lapis) dengan bahan semen pseudoplastik. Sepanjang proses ini, drone mengukur geometri struktur secara real time dan menyesuaikan perilakunya untuk memenuhi spesifikasi, dengan tingkat akurasi pembangunan 5 mm.
'Drone bisa membantu pembangunan dan perbaikan gedung di area sulit'
Penelitian tentang drone konstruksi yang menyerupai lebah baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Nature. Terkait teknologi itu, pimpinan riset Mirko Kovac mengungkapkan, "Kami sudah membuktikan bahwa drone bisa bekerja mandiri dan bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki bangunan, setidaknya di laboratorium." "Solusi kami bisa diperluas dan dapat membantu membangun dan memperbaiki [bangunan] di daerah-daerah yang sulit dijangkau di masa depan."