Teleskop Hubble potret dua galaksi tumpang-tindih: Nyatakah?
Apa ceritanya
Tabrakan antara galaksi di luar angkasa bukanlah hal yang luar biasa. Teleskop Luar Angkasa Hubble sudah memotret interaksi banyak galaksi selama bertahun-tahun.
Namun, teleskop terkenal itu belum lama ini menemukan sesuatu yang lebih menarik: dua galaksi yang tampak berinteraksi satu sama lain, padahal tidak.
Badan Antariksa Eropa (ESA) juga mengonfirmasi bahwa dua galaksi yang "tumpang-tindih" itu hanya ilusi optik.
Konteks
Mengapa artikel ini penting?
Belakangan, kita kita lebih sering dikejutkan dengan penemuan baru oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb. Tapi sebelum James Webb, tugas itu jatuh pada Hubble.
Sejak diluncurkan pada tahun 1990, Hubble sudah mengajari kita banyak hal tentang alam semesta daripada sebelumnya. Namun, kadang-kadang Hubble mengambil gambar yang tidak begitu penting.
Gambar galaksi yang tumpang-tindih ini boleh dibilang masuk dalam kategori tersebut.
Galaksi
Galaksi yang lebih dekat punya lengan spiral yang melebar
Dua galaksi yang masuk dalam gambar tangkapan Teleskop Luar Angkasa Hubble adalah SDSS J115331 dan LEDA 2073461. Keduanya berjarak lebih dari satu miliar tahun cahaya dari Bumi.
Dalam foto itu, galaksi yang lebih dekat tampaknya memiliki interior berwarna putih dengan lengan spiral yang melebar di kedua sisinya.
Galaksi lain sebagian besar berwarna oranye dengan corak kuning tua.
Ilusi
Apakah kedua galaksi benar-benar bertabrakan?
Dari gambar yang diambil Hubble, tampak dua galaksi tumpang-tindih. Namun, baik NASA maupun ESA telah mengonfirmasi bahwa hal itu tidak benar.
Dalam postingan instagram, NASA menyebut fenomena ini "koneksi yang terlewat". Terlebih lagi, kedua galaksi tampak terlalu stabil untuk bertabrakan.
Penampakan tabrakan itu ternyata hanya ilusi optik.
Foto
Foto ini bagian dari inisiatif Galaxy Zoo
Foto ini merupakan bagian dari inisiatif pengamatan Galaxy Zoo. Insiatif ilmiah masyarakat tersebut digagas pada tahun 2007 untuk mengumpulkan klasifikasi galaksi.
Para sukarelawan yang menjadi bagian program ini mengklasifikasikan galaksi yang dipotret teleskop.
Daftar target yang dipilih untuk pengamatan Galaxy Zoo ditentukan melalui pemungutan suara publik, sesuai dengan prinsip urun daya atau crowdsourcing.