NASA ingin menambah pesawat pendarat untuk misi Artemis selanjutnya
Apa ceritanya
Misi Artemis bisa disebut magnum opus NASA selanjutnya. Pasalnya, badan antariksa Amerika itu ingin astronotnya berada di permukaan bulan dalam jangka waktu yang lama paling lambat akhir tahun 2020-an.
Artemis III—penerbangan ketiga program itu dan misi pendaratan Bulan berawak pertama—akan menggunakan Starship rakitan SpaceX sebagai pesawat pendarat pada 2025-26.
Tetapi belum lama ini, NASA membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan swasta untuk menyediakan pesawat pendarat berawak yang kedua.
Konteks
Mengapa artikel ini penting?
NASA belum meluncurkan misi Artemis pertama, tetapi badan antariksa tersebut sudah bersiap untuk jangka panjang.
Sejak memulai kemitraannya dengan sektor swasta, NASA tidak pernah bergantung pada satu mitra. Hal itu membuat perusahaan saling bersaing untuk mendapatkan hasil terbaik.
NASA pun mengikuti pola yang sama dalam produksi pesawat pendaratnya.
Pendarat kedua
NASA ingin perkuat ketahanan dengan pesawat pendarat kedua
NASA sudah berancang-ancang soal pesawat pendarat kedua sejak Maret tahun ini. Dengan penambahan itu, badan antariksa tersebut ingin memperkuat ketahanan.
Kini, NASA telah mengeluarkan ajakan resmi untuk pengajuan proposal pengembangan dan simulasi pesawat pendarat yang berkelanjutan kepada perusahaan-perusahaan swasta.
Dengan ajakan baru itu, NASA bermaksud membangun fondasi jangka panjang untuk eksplorasi ruang angkasa.
Proposal
Perusahaan diberi waktu hingga 15 November untuk mengajukan proposal
Draf ajakan baru ini dikeluarkan pada bulan Maret. Pada April, NASA juga menyelenggarakan "hari industri virtual" untuk memberikan gambaran soal ajakan tersebut dan memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk "mengajukan pertanyaan klarifikasi dan memberikan komentar."
Melalui undangan terakhir ini, NASA memberikan waktu kepada perusahaan swasta hingga 15 November untuk mengajukan proposal.
Persyaratan
Perusahaan harus melakukan dua simulasi pendaratan di bulan
Perusahaan yang terpilih oleh NASA berdasarkan kontrak ini harus melakukan dua simulasi pendaratan di bulan: satu tanpa awak dan satu lagi dengan awak. Itu mirip seperti kontrak badan antariksa tersebut dengan SpaceX.
SpaceX juga harus melakukan simulasi tanpa awak dan berawak sebagai bagian dari misi Artemis III. Namun, perusahaan milik Elon Musk itu tidak akan ikut serta dalam pengadaan pesawat pendarat yang kedua.