Studi: 'Sel darah merah pintar' mungkin efektif dalam mengatasi perlawanan antibiotik
Apa ceritanya
Meningkatnya perlawanan antibiotik menjadi perhatian serius. Para ilmuwan di Universitas McMaster di Kanada telah menemukan strategi yang memodifikasi sel darah merah (RBC) untuk bertindak sebagai kendaraan untuk mengangkut antibiotik ke tempat infeksi bakteri.
Teknik pengiriman obat yang ditargetkan ini dapat membantu mengatasi masalah perlawanan mikroba terhadap obat antibiotik.
Fakta
Apa yang istimewa dari sel darah merah?
Sel darah merah juga dikenal sebagai eritrosit, tidak dapat tumbuh atau membelah. Sel-sel ini memiliki bentuk cakram bikonkaf dan tidak memiliki organel tertentu yang penting untuk kelangsungan hidup sel, seperti nukleus, ribosom, dan mitokondria.
Bentuknya yang unik serta peningkatan volume, karena organel yang hilang, memberi mereka kemampuan untuk mengangkut berbagai senyawa.
Masalah
Mengapa perlawanan antibiotik menjadi perhatian besar?
Penggunaan obat antimikroba yang berlebihan dan tidak tepat adalah alasan utama di balik masalah perlawanan antibiotik.
Mikroba tertentu pernah rentan terhadap obat tersebut. Namun, seiring waktu mikroba ini bermutasi sedemikian rupa sehingga obat yang sama tidak berpengaruh pada mereka, yang berarti bahwa obat-obatan tidak dapat membunuh mikroba ini.
Bakteri tersebut dikenal sebagai 'superbug'.
Perhatian
'Pengulangan dosis obat meningkatkan risiko efek samping'
"Dengan banyak terapi obat tradisional, ada tantangannya. Mereka cenderung menurun dengan cepat ketika memasuki sistem sirkulasi kita dan didistribusikan secara acak ke seluruh tubuh kita," kata Dr. Maikel C. Rheinstädter, seorang peneliti di Universitas McMaster.
"Kita sering harus menggunakan dosis yang lebih tinggi atau dosis berulang, yang meningkatkan paparan obat dan meningkatkan risiko efek samping," tambahnya.
Tujuan
Penelitian ini berupaya menghilangkan efek samping antibiotik
"Pada dasarnya, kami menggunakan sel darah merah untuk menyembunyikan antibiotik ini di dalam sehingga tidak dapat lagi berinteraksi atau membahayakan sel-sel sehat saat melewati tubuh," kata Hannah Krivic, penulis utama studi tersebut.
"Kami merancang sel darah merah ini sehingga mereka hanya bisa menargetkan bakteri yang kami ingin mereka targetkan."
Secara keseluruhan, penelitian ini bertujuan untuk mengurangi efek samping.
Teknik yang diusulkan
Metodologi yang dirancang secara khusus memperlakukan sel yang terinfeksi
Para ilmuwan mengusulkan teknik di mana sel darah merah dimodifikasi untuk menargetkan dan mengobati hanya sel yang terinfeksi dan bukan yang sehat.
Pertama, konten seluler dikosongkan meninggalkan membran sel. Kemudian, molekul obat dilekatkan pada membrannya.
Permukaan sel juga dilapisi dengan antibodi untuk menargetkan bakteri infeksius dan untuk mendapatkan pengiriman obat ke lokasi spesifik.
Inovasi
Para peneliti telah mengembangkan metode pengiriman yang ditargetkan dari Polymyxin B
Para peneliti telah mengembangkan metode pengiriman target berbasis liposom dari obat Polymyxin B (PmB) untuk melawan strain patogen E.coli yang dapat menyebabkan pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi lainnya.
Ini adalah salah satu dari sedikit obat yang tersisa yang berhasil menekan pertumbuhan 'superbug'.
Umumnya, PmB adalah pilihan pengobatan terakhir karena toksisitas dan efek samping yang parah seperti kerusakan ginjal.
Optimisme
Pengobatan kanker adalah kemungkinan di masa depan
Para ilmuwan percaya ini adalah penemuan penting, yang dapat meminimalkan dosis obat yang diperlukan untuk pengobatan serta menghilangkan kemungkinan efek samping.
Tim sedang bereksperimen dengan strategi ini untuk membawa obat melintasi penghalang darah-otak (BBB) untuk mengobati penyakit seperti Alzheimer dan depresi.
Ini mungkin juga digunakan untuk pengobatan kanker di masa depan.