Setelah bangunan tahan gempa, perusahaan Jepang kini mengembangkan rumah terapung yang 'tahan banjir'
Perusahaan pengembang rumah Jepang 'Ichijo Komuten,' telah menemukan cara agar orang-orang tetap aman di tengah banjir yang mengerikan. Perusahaan itu mengklaim telah menciptakan rumah terapung yang akan membantu negara-negara rawan banjir untuk menyelamatkan warganya. Struktur rumahnya tidak biasa karena kedap air, menurut perusahaan tersebut, dan ketika ketinggian air naik, bangunan mulai mengapung.
Mengapa artikel ini penting?
Jepang telah lama dilatih untuk melawan gempa dengan rumah tahan gempa. Namun, negara ini juga sering menghadapi banjir yang disebabkan oleh angin topan dan hujan lebat, yang menyebabkan kerusakan dan korban jiwa. Bahkan, India juga termasuk negara yang rawan banjir. Baru-baru ini, Assam menyaksikan banjir paling dahsyat tahun ini yang menewaskan lebih dari 139 orang akibat terseret arus dan tanah longsor.
Apa yang dikatakan perusahaan ini tentang penemuannya?
"Rumah ini dihubungkan dengan batang besi tebal, dan dihubungkan ke tanah dengan kabel tebal, yang melepaskan rumah ke atas ketika banjir terjadi dan menempelkannya kembali ke tanah ketika banjir selesai. Saat air surut, rumah menyentuh tanah. ," kata perusahaan itu. "Rumah ini bisa mengapung di ketinggian hingga lima meter," tambahnya.
Perusahaan juga mendemonstrasikan rumah ini kepada publik
"Rumah ini terlihat seperti rumah biasa, tetapi ketika air mulai memenuhi di sekitarnya, rumah ini perlahan mulai meninggalkan tanah dan naik ke atas," kata perusahaan itu kepada saluran televisi AS dalam sebuah wawancara dan saat mendemonstrasikan rumah itu kepada orang-orang.
Lihat gambar dan video rumahnya di sini
Banjir Assam yang menghancurkan
Di India, dengan lebih dari 862 ribu orang menderita, Cachar adalah distrik yang paling parah terkena dampak di Assam. Barpeta dan Nagaon adalah daerah yang terkena dampak terburuk berikutnya, dengan masing-masing sekitar 573 ribu dan 516 ribu korban. Sementara itu, kekurangan air, kurangnya pasokan bantuan, dan tidak adanya pasokan energi di kota Silchar menyebabkan ribuan korban banjir dalam penderitaan untuk hari kesembilan berturut-turut pada hari Selasa.