Akan jelajahi Venus, prototipe robot balon NASA lolos uji terbang di Nevada
Jika lingkungan di Venus tidak kondusif untuk pesawat ruang angkasa, bisakah kita mencoba kendaraan lain? Misalnya robot balon? Nah, tim ilmuwan dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA dan Near Space Corporation sudah menyusun rencana untuk mengirim sebuah pengorbit bersama robot balon untuk menjelajahi Venus. Prototipe aerobot berskala sepertiga itu berhasil lolos dua uji terbang di Nevada.
Mengapa artikel ini penting?
Venus dikenal memiliki kondisi permukaan yang keras, itulah sebabnya gagasan mendaratkan pesawat ruang angkasa tidak memungkinkan. Namun, karena atmosfernya yang relatif tebal, mengirim pesawat ruang angkasa dan balon beberapa kilometer di atas permukaan planet adalah solusi yang lebih efektif untuk mempelajari planet tetangga itu. Kita pun sudah melihat beberapa misi balon ke Venus di masa lalu.
Pesawat luar angkasa Vega sebelumnya berdiameter 3,6 meter
Dua pesawat ruang angkasa Vega milik Uni Soviet merupakan misi eksplorasi balon yang ditargetkan ke Venus pada tahun 1985. Balon-balon selebar 3,6 meter itu bertahan sekitar 46 jam sebelum baterainya habis. Vega 1 dan Vega 2 membuktikan bahwa pesawat ruang angkasa dengan desain serupa dan teknologi yang lebih canggih dapat bertahan lebih lama di lingkungan Venus. Namun, tidak seperti si kembar Vega, aerobot NASA dirancang untuk berayun di atas ketinggian yang berbeda.
Aerobot ini memiliki desain 'balon dalam balon'
Balon helium fleksibel yang berada di luar menampung sebuah balon yang lebih kecil berisi gas helium bertekanan. Untuk mendapatkan ketinggian, reservoir bagian dalam mengeluarkan gas helium untuk memberikan daya apung dan memperbesar balon luar. Sebaliknya, untuk terbang lebih rendah, gas terkumpul kembali di ruang dalam dan menyebabkan balon luar menyusut. Aerobot ini bisa terbang antara 52-62 km dalam atmosfer Venus.
Apa fungsi pengorbit ini?
Aerobot selebar 12 meter atau 40 kaki ini dirancang untuk memantau angin di atmosfer Venus dan mempelajari planet ini minimal selama 100 hari. Balon tersebut akan menganalisis komponen kimiawi awan dan menangkap gelombang akustik yang dihasilkan gempa di planet itu. Pengorbit yang menyertai balon itu akan menerima sinyal dari aerobot dan mengomunikasikannya ke Bumi. Pengorbit ini jugalah yang akan memberikan tangkapan gambar Venus.
Aerobot demokan 'penerbangan dengan ketinggian terkontrol'
Balon perak ini naik lebih dari 1 km di atas Black Rock Desert di Nevada. Ketinggian itu menyerupai kondisi suhu dan kepadatan yang ada 55 km di atas permukaan Venus. Keberhasilan uji terbang tersebut menjadi pencapaian penting karena menguatkan konsep yang diajukan. Itu membuktikan bahwa beberapa area di Venus yang tidak bisa diakses oleh pengorbit kini dapat dijelajahi menggunakan balon pengorbit.
Keberhasilan uji terbang buka jalan bagi eksplorasi robotik jangka panjang
"Kami sangat senang dengan kinerja prototipe ini. Prototipe diluncurkan, menunjukkan manuver ketinggian terkendali, dan ditemukan dalam kondisi baik setelah kedua penerbangan," ungkap Jacob Izraelevitz, teknolog robotika dan investigator utama uji terbang JPL. "Kami sudah merekam banyak data dari penerbangan ini dan berharap bisa menggunakannya untuk menyempurnakan model simulasi sebelum menjelajahi planet Venus."