
Penemuan terbaru JWST: Dari sabuk asteroid asing hingga semesta terdahulu
Apa ceritanya
Teleskop Antariksa James Webb (JWST) telah memberikan pandangan spektakuler tentang alam semesta sejak mulai beroperasi.
Dilengkapi dengan teknologi untuk melihat panjang gelombang cahaya inframerah, Webb memukau kita dengan pengamatan yang menakjubkan dari waktu ke waktu, memberikan pemandangan alam semesta yang belum pernah kita lihat sebelumnya.
Di sini kita akan melihat beberapa temuan terbaru dari observatorium luar angkasa yang canggih ini.
1
Webb memotret sabuk bagian dalam sistem asteroid asing yang kompleks
Webb baru saja memotret bagian dalam dari sabuk asteroid yang kompleks, yang pertama kali dilihat di luar Tata Surya dalam cahaya inframerah.
Sistem cincin berdebu asing ini mengelilingi Fomalhaut, sebuah bintang muda dan panas yang berada 25 tahun cahaya dari Bumi.
Sistem asteroid ini terdiri dari tiga sabuk yang bersarang dan memanjang hingga 23 milyar kilometer.
2
Sabuk dalam Fomalhaut terlihat untuk pertama kalinya
Temuan terbaru Webb menunjukkan bahwa cincin Fomalhaut lebih kompleks daripada Sabuk Kuiper, yaitu cincin benda-benda dingin yang berada di luar Neptunus dan sabuk asteroid utama, yang berada di antara Jupiter dan Mars.
Teleskop Hubble, Herschel Space Observatory, dan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) sebelumnya telah memotret sabuk terluar sistem cincin Fomalhaut.
3
JWST juga memotret gugus galaksi di alam semesta terdahulu
Akhir bulan lalu, Webb memotret tujuh galaksi yang merupakan bagian dari gugus galaksi yang sedang berkembang, yang terlihat 650 juta tahun setelah Big Bang.
Gugus galaksi ini diperkirakan akan terus bertambah besar dan massanya hingga menyerupai Gugus Koma, yang oleh NASA disebut sebagai "monster di alam semesta modern."
Penemuan ini akan membantu para astronom untuk lebih memahami bagaimana alam semesta kita berevolusi 13,8 milyar tahun lalu.
4
'Situs evolusi galaksi yang sangat istimewa dan unik'
"Ini adalah situs percepatan evolusi galaksi yang sangat istimewa dan unik, dan Webb memberi kita kemampuan yang belum pernah ada sebelumnya untuk mengukur kecepatan ketujuh galaksi ini dan dengan yakin mengonfirmasi bahwa mereka terikat bersama dalam sebuah protokluster," kata Takahiro Morishita dari IPAC-Institut Teknologi California.
5
Detail yang belum pernah dilihat sebelumnya dari sisa-sisa supernova
Sebelumnya pada bulan April, Webb memotret sisa-sisa supernova yang disebut Cassiopeia A, yang mengungkapkan detail yang belum pernah dilihat sebelumnya. Supernova adalah ledakan bintang yang sangat kuat dan bercahaya.
Menurut NASA, Cassiopeia A adalah sisa ledakan bintang masif termuda yang diketahui di galaksi kita.
Bintang ini terbentuk akibat ledakan bintang yang terlihat dari Bumi 340 tahun lalu dan penemuan ini memungkinkan para astronom untuk mempelajari lebih lanjut tentang supernova.
6
Cassiopeia A jadi kesempatan terbaik untuk menjalankan "otopsi bintang"
Materi yang dilontarkan dari supernova disebarkan ke seluruh galaksi, dan membentuk blok-blok penyusun bintang dan planet generasi baru.
Cassiopeia A "merupakan kesempatan terbaik kita untuk melihat medan puing-puing bintang yang meledak dan melakukan semacam otopsi bintang untuk memahami jenis bintang apa yang ada di sana sebelumnya dan bagaimana bintang tersebut meledak," kata Danny Milisavljevic dari Universitas Purdue.
7
Sistem cincin Uranus dipotret dengan detail yang luar biasa
Pada bulan April, Webb juga menyajikan foto baru yang menakjubkan dari planet gas raksasa, Uranus. Foto tersebut menampilkan cincin planet dan karakteristik atmosfer planet.
Webb dapat menyelesaikan cincin berdebu Uranus yang paling redup, yang sebelumnya hanya dapat dipotret oleh dua fasilitas lain. Salah satunya adalah wahana Voyager 2 yang terbang melintasi Uranus pada tahun 1986 dan Observatorium Keck, demikian menurut NASA.
8
Webb membantu mengestimasi temperatur exoplanet TRAPPIST-1 b.
Pada bulan Maret,Webb membantu mengukur temperatur exoplanet batuan yang dinamai TRAPPIST-1 b.
Instrumen MIRI yang ada di dalam pesawat Webb memperkirakan emisi panas dari exoplanet tersebut, yaitu energi panas yang dipancarkan dalam bentuk cahaya inframerah.
"Ini adalah deteksi pertama dari segala bentuk cahaya yang dipancarkan oleh exoplanet sekecil dan sedingin planet batuan di tata surya kita," ungkap NASA.
9
Teleskop-teleskop sebelumnya tidak memiliki sensitivitas seperti Webb
"Tidak ada teleskop sebelumnya yang memiliki kepekaan untuk mengukur cahaya inframerah-tengah yang redup," ujar Thomas Greene, penulis utama studi ini. Temuan ini akan membantu para peneliti untuk mengungkap "apakah planet yang mengorbit bintang kecil yang aktif seperti TRAPPIST-1 bisa mempertahankan atmosfer yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan."