NASA akan coba luncurkan Artemis 1 pada 23 September
Apa ceritanya
Jika segala sesuatunya berjalan sesuai rencana, misi bersejarah NASA ke Bulan, Artemis 1, bisa lepas landas pada September. Roket Space Launch System (SLS) besar yang membawa kapsul Orion kemungkinan dapat diluncurkan pada 23 September atau 27 September.
Agar itu terwujud, badan antariksa tersebut perlu memperbaiki kebocoran hidrogen terlebih dahulu. Proses ini juga membutuhkan pengesampingan dari Angkatan Antariksa AS.
Konteks
Mengapa artikel ini penting?
NASA belum siap merelakan mimpinya meluncurkan misi Artemis 1 pada bulan September. Kendati ada dua kendala, badan tersebut berusaha keras untuk memastikan bahwa roket SLS besar itu meluncur ke bulan untuk pertama kalinya bulan ini.
Terdapat dua tantangan besar yang harus dilalui untuk mencapai hal itu. Kita hanya bisa menyimak apakah peluncuran ini terjadi atau tidak.
Upaya berikutnya
Upaya peluncuran pada September sebelumnya tidak memungkinkan
Menurut administrator NASA untuk pengembangan sistem eksplorasi Jim Free, misi Artemis 1 dapat diluncurkan paling cepat 23 September atau mundur hingga 27 September.
Peluncuran misi tersebut sudah dua kali dibatalkan. Upaya peluncuran terakhir dari Kennedy Space Center di Florida terjadi pada 3 September.
Upaya peluncuran ketiga pada bulan September sebelumnya dianggap tidak memungkinkan.
Faktor
Upaya peluncuran September bergantung pada dua faktor
Upaya peluncuran Artemis 1 berikutnya pada 23 September atau 27 September akan bergantung pada dua faktor.
Pertama, NASA harus memperbaiki kebocoran hidrogen yang terus-menerus terjadi dari landasan peluncuran itu sendiri.
Badan tersebut juga perlu mendapatkan izin dari Angkatan Antariksa AS untuk memperpanjang waktu pemeriksaan baterai pada sistem terminasi penerbangan (FTS) SLS.
FTS
Untuk mengetes baterai FTS, SLS harus kembali ke hanggar
Angkatan Antariksa AS mengawasi peluncuran roket di Eastern Range, termasuk Florida. NASA diharuskan mengetes FTS, yang berfungsi ketika roket berubah arah, setiap 25 hari.
Untuk mengetes FTS, SLS harus dikembalikan ke Gedung Perakitan Kendaraan (VAB). Padahal, proses itu membutuhkan waktu berminggu-minggu.
Inilah sebabnya NASA meminta pengesampingan.
Kebocoran hidrogen
Kebocoran diperbaiki dengan mengganti segel
Sekalipun mendapatkan perpanjangan waktu dari Angkatan Antariksa AS, NASA masih direpotkan dengan kebocoran hidrogen yang menjadi biang kerok pada upaya peluncuran terakhir. Badan tersebut harus memperbaiki kebocoran dengan mengganti segel pada saluran bahan bakar pendorong inti roket.
SLS harus lolos uji bahan bakar. Pengujian itu tidak akan terjadi sebelum 17 September.
informasi
SLS hanya bisa bolak-balik beberapa kali
Membawa SLS ke gedung perakitan lalu kembali ke landasan peluncuran menimbulkan masalah lain. Roket tersebut hanya disertifikasi untuk melakukan perjalanan dari gedung perakitan ke landasan peluncuran beberapa kali. Saat ini, hanya tersisa dua kesempatan lagi.
Pengisian bahan bakar
Pengisian bahan bakar kali ini 'lebih hati-hati'
NASA bakal menerapkan pendekatan pengisian bahan bakar yang "lebih hati-hati" kali ini, ujar Mike Bolger, Manajer Sistem Ground Exploration.
Badan tersebut tengah menyelidiki apakah salah satu perintah pengisian bahan bakar manual menyebabkan kebocoran atau tidak. Ada kemungkinan perintah itu terlalu membebani saluran bahan bakar hidrogen.
Tes pengisian bahan bakar akan menentukan apakah perbaikan berhasil atau tidak.
Waktu peluncuran
Pada 23 September, ada jendela peluncuran selama 120 menit
Jika semuanya berjalan dengan baik, peluncuran pada 23 September nantinya berlangsung pukul 3.17 WIB dengan jendela peluncuran selama 120 menit.
Pada 27 September, peluncuran dijadwalkan pada 22.37 WIB selama periode 70 menit.
Jika diluncurkan pada salah satu dari hari tersebut, misi itu bakal kembali ke Bumi masing-masing pada 18 Oktober dan 5 November.