Observatorium NASA deteksi semburan sinar gama yang terkait lubang hitam
Teleskop Luar Angkasa Fermi Sinar Gama, Observatorium Neil Gehrels Swift, pesawat ruang angkasa Wind, dan sejumlah teleskop lain milik NASA di seluruh dunia menyaksikan "radiasi energi tinggi yang sangat terang dan lama" yang berasal dari semburan sinar gama. Semburan terang yang menyilaukan itu dianggap sebagai salah satu dari 'semburan paling energik dan bercahaya yang pernah terlihat' dan dikaitkan dengan terbentuknya lubang hitam.
Mengapa artikel ini penting?
Semburan sinar gama dianggap sebagai 'kelas ledakan paling kuat di alam semesta' dan temuan terbaru ini membuat komunitas ilmiah bergembira. Ledakan serupa diperkirakan tidak akan terlihat dalam waktu dekat. Berbagai kajian masih dilakukan untuk menilai dampak ledakan kosmik yang luar biasa ini.
Semburan sinar gama menunjukkan pembentukan lubang hitam
Ledakan yang disebut GRB 221009A ini berasal dari konstelasi Sagitta. Para astronom memprediksi, peristiwa tersebut menandai pembentukan lubang hitam, yang muncul dari runtuhnya sebuah bintang besar. "Dalam keadaan seperti ini, lubang hitam yang baru terbentuk mendorong pancaran partikel kuat yang bergerak mendekati kecepatan cahaya. Pancaran itu menembus bintang, memancarkan sinar-X dan sinar gama saat mengalir ke luar angkasa," jelas NASA.
Semburan berlangsung selama hampir 10 jam
Peneltian sebelumnya oleh Large Area Telescope (LAT) Fermi mengungkapkan, semburan ini berlangsung selama hampir 10 jam. Kedekatan semburan sinar gama dengan Bumi adalah alasan di balik kecerahan dan durasi tersebut. Semburan terang ini penting karena memberikan wawasan tentang perilaku materi yang mendekati kecepatan cahaya, asal-usul lubang hitam, dan keadaan di galaksi jauh.
Kolaborasi OHMAN dapat peringatan semburan sinar gama besar
Ledakan ini ditangkap oleh Orbiting High-energy Monitor Alert Network (OHMAN), sebuah asosiasi antara teleskop sinar-X NASA NICER dan Monitor Jepang yaitu All-sky X-ray Image (MAXI) di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). "OHMAN memberikan peringatan otomatis yang memungkinkan NICER untuk menindaklanjuti dalam waktu tiga jam, segera setelah sumber terlihat oleh teleskop," ungkap Zaven Arzoumanian, kepala sains NICER.