Peneliti berhasil menjalin komunikasi dua arah dengan orang yang bermimpi sadar
Sekelompok peneliti internasional memublikasikan makalah teknis pada Kamis lalu yang memaparkan bahwa mereka berhasil berkomunikasi secara langsung dengan orang yang bermimpi sadar (lucid dream). Mimpi sadar adalah mimpi ketika seseorang yang tidur menyadari dirinya sedang bermimpi. Kondisi ini telah beberapa kali diangkat ke layar lebar seperti di film Inception, walaupun penelitian ilmiah masih tertinggal.
Subjek menggunakan gerakan mata tertentu untuk menjawab pertanyaan peneliti
Para ilmuwan berhasil menjalin komunikasi dua arah secara real time dengan subjek penelitian yang sedang tidur lelap dan mengalami mimpi sadar. Subjek penelitian dapat berkomunikasi dengan gerakan mata tertentu untuk menanggapi pertanyaan dan bahkan menjawab soal matematika sederhana dengan cepat. Peneliti bisa berkomunikasi secara akurat dengan orang yang bermimpi selama kurang lebih 18%.
Riset ini membuka jalan bagi kajian empiris tentang tidur
Penelitian menunjukkan bahwa dalam 20% komunikasi benar-benar terjadi, namun hal itu menghasilkan respons yang salah atau sulit dimengerti dari subjek yang sedang tidur. Studi rintisan ini akan memberikan informasi yang sangat berharga tentang konten, struktur, dan kajian empiris mengenai kondisi tidur. Pemimpin penelitian Karen Konkoly menuturkan bahwa timnya mempertimbangkan banyak uji coba dan bersegera melakukan analisis data.
Orang yang bermimpi mengingat suara narator setelah bangun
Berbicara kepada Motherboard, Konkoly mengatakan sejumlah penelitian sudah dilakukan tentang orang bermimpi sadar yang berkomunikasi melalui mimpi dan juga mengingat sesuatu, tapi belum banyak riset mengenai stimulus dalam mimpi sadar. Setelah bangun, subjek menyatakan mendengar suara peneliti seperti narator yang tak berwujud dari luar mimpi mereka. Konkoly menambahkan bahwa hasil eksperimen ini sangat menarik dan memuaskan.
Eksperimen meneliti 36 orang dengan pengalaman bermimpi yang bervariasi
Studi ini merekrut 36 orang untuk tidur demi tujuan riset. Beberapa subjek merupakan orang yang sudah sering bermimpi sadar sementara sebagian lagi bukan. Salah satu subjek yang sudah berpengalaman menderita narkolepsi. Para ilmuwan menggunakan elektrode yang diletakkan di area-area strategis untuk mengukur gelombang otak dan pergerakan bola mata setelah seseorang dipastikan tertidur lelap. Komunikasi dimungkinkan melalui gerakan mata subjek penelitian dalam pola tertentu.
Peneliti ingin melanjutkan kajian dengan lebih banyak eksperimen
Meskipun penelitian ini tampak menjanjikan, hal-hal seperti tidur nyenyak, penyebabnya, serta alasan di balik terjadinya mimpi masih jadi misteri. Bahkan, selama penelitian ini, hampir 60% dari pertanyaan periset tidak dijawab oleh subjek uji coba. Tim peneliti ini berencana mengembangkan riset dengan lebih banyak eksperimen untuk menelusuri kemungkinan komunikasi dua arah dengan orang yang sedang bermimpi.