Perangkat Mixed Reality buatan Microsoft HoloLens bikin tentara AS mual
Tentara Angkatan Darat AS banyak yang mau muntah. Bukan, bukan karena program pelatihan yang sulit. Itu gara-gara perangkat HoloLens Microsoft yang sedang mereka uji coba, dan mual menjadi salah satu kendala berkepanjangan dan paling umum terkait perangkat Mixed Reality tersebut. Pelatihan itu seharusnya dilakukan tahun lalu. Namun, pihak Angkatan Darat menundanya selama satu tahun hingga Oktober tahun ini.
Mengapa artikel ini penting?
Ketika Angkatan Darat AS memberi Microsoft kontrak pembuatan perangkat Augmented/Mixed Reality, hal itu menimbulkan kehebohan. Jika karyawan Microsoft memprotes keputusan perusahaan itu mengembangkan senjata, para tentara menyatakan keengganan mereka menggunakan perangkat semacam itu. Tampaknya uji coba awal tidak cukup untuk mengurangi kekhawatiran itu. Barangkali perlu beberapa saat sebelum perangkat ini siap pakai.
Perangkat akibatkan 'misi yang menimbulkan gangguan fisik'
Menurut laporan Departemen Pertahanan berjudul Informasi Terkendali Tidak Terklasifikasi yang diakses Bloomberg and Insider, Integrated Visual Augmentation System (IVAS) menghasilkan "misi yang menimbulkan gangguan fisik." Para tentara mengalami masalah-masalah seperti sakit kepala, mual, dan mata lelah. Menurut laporan itu, terlalu banyak kegagalan fitur penting. Nickolas Guertin, Direktur Pengujian dan Evaluasi Operasional Departemen Pertahanan, mengungkapkan hanya sedikit tentara yang bereaksi positif pada perangkat ini.
Tentara bisa melihat menembus asap, melihat peta 3D dengan perangkat ini
Microsoft HoloLens diuji coba oleh tentara sebagai bagian dari program 'Soldier Touch Point'. Pada tahun 2021, Angkatan Darat AS memberi Microsoft kontrak 22 miliar dolar AS untuk mengembangkan perangkat Augmented/Mixed Reality HoloLens. Perangkat itu sesuai dengan standar IVAS militer. HoloLens rencananya membantu tentara melihat melalui asap dan di sudut-sudut. Mereka juga dapat melihat gambar-gambar holografik pelatihan dan memproyeksikan peta medan 3D.
Tentara tidak puas dengan perangkat
Laporan itu mengungkapkan, lebih dari 80% tentara mengalami gejala dalam waktu tiga jam penggunaan. Perangkat itu dilaporkan gagal melewati empat dari enam tes evaluasi Angkatan Darat. Setidaknya satu tentara mengungkapkan kekhawatirannya berada dalam situasi berbahaya karena perangkat itu. "Perangkat itu akan membuat kami terbunuh," klaim seorang penguji.