Gempa Turki-Suriah: Korban tewas 15.000 jiwa lebih, dikhawatirkan masih banyak yang terjebak
Jumlah total kematian yang disebabkan oleh serangkaian gempa bumi di Turki dan Suriah telah mencapai 15.383, pihak berwenang mengkonfirmasinya pada hari Rabu. Saat jumlah korban tewas meningkat, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengakui kekurangan dalam operasi penyelamatan awal selama kunjungannya ke Kahramanmaras. Harapan kian memudar karena banyak yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang roboh di tengah suhu yang membeku.
Pembatasan Internet di Turki
Sekitar 12.391 orang tewas di Turki dan 2.992 di Suriah. Kementerian Luar Negeri (MEA) mengatakan bahwa satu orang dari India hilang dan 10 lainnya terjebak tetapi masih dalam keadaan selamat di sebuah daerah terpencil di Turki. Internet telah dibatasi di Turki, menurut Netblocks observatorium internet. Meskipun banyak pusat kebugaran, masjid, sekolah, dan toko yang masih buka pada malam hari, harga sewa tempat tidurnya tergolong mahal.
Ribuan warga tidur di dalam mobil & tenda di tengah suhu di bawah nol
Pada dini hari Kamis, suhu di kota Gaziantep, yang terletak di dekat pusat gempa, turun menjadi -5 derajat Celcius. Ribuan keluarga bermalam di mobil atau tenda darurat mereka. Ada yang takut pulang, ada pula yang dilarang oleh aparat. Banyak toko memberikan palet kayu kepada keluarga untuk dibakar agar tetap hangat.
Bursa Efek Istanbul ditutup selama lima hari
Kedutaan Besar Turki di Delhi mengatakan mereka yang secara sukarela berkontribusi dalam upaya bantuan dapat mengirimkan materi untuk bantuan di kedutaan di Chanakyapuri Delhi. Bursa Efek Istanbul pada hari Rabu mengumumkan penutupan lima hari sehubungan dengan bencana tersebut, penutupan ini adalah yang pertama sejak gempa bumi tahun 1999 yang menewaskan lebih dari 17.000 orang. Media pemerintah Suriah mengatakan sekitar 2.98.000 orang telah mengungsi dari rumah mereka.
Erdogan mungkin menghadapi tantangan dalam pemilu Mei mendatang
Banyak orang, termasuk pemimpin oposisi utama, menyalahkan Erdogan atas skala kehancuran yang terjadi. Pemilihan Umum di Turki dijadwalkan pada bulan Mei, yang kemungkinan besar akan menjadi tantangan terbesar dalam karir Erdogan sejak ia mengambil alih kekuasaan pada tahun 2003. Jajak pendapat yang dilakukan sebelum bencana menandakan persaingan yang ketat untuknya di tengah tuduhan korupsi, tanggapan yang gagal terhadap bencana lingkungan, dan inflasi yang melonjak.