Bagaimana Roman NASA dan Euclid ESA Akan Menyelidiki Energi Gelap
European Space Agency (ESA) akan meluncurkan misi Euclid pada 1 Juli untuk mengeksplorasi misteri kosmos, khususnya energi gelap dan materi gelap. Euclid akan bergabung dengan Nancy Grace Roman Space Telescope milik NASA pada Mei 2027. Kedua misi tersebut akan bekerja bersama-sama untuk mengungkap misteri kosmik, membantu para astronom lebih memahami cara kerja alam semesta.
Apa Itu Energi Gelap?
Alam semesta telah berkembang sejak awal penciptaannya. Para astronom percaya bahwa gravitasi materi di alam semesta pada akhirnya akan melemahkan ekspansi tersebut. Namun, itu belum terjadi. Nyatanya, ekspansi itu semakin cepat dan para ilmuwan ingin tahu alasannya. Penyebab percepatan ini dikaitkan dengan energi gelap, yang akan dijelaskan oleh Roman dan Euclid.
Euclid Akan Melakukan Survei Dengan Cakupan Sekitar Sepertiga Dari Langit
Euclid akan mensurvei sebagian besar langit, sekitar 15.000 derajat persegi, atau sekitar sepertiga luas langit. Euclid akan melakukan pengamatan dalam panjang gelombang cahaya inframerah dan optik tetapi akan selanjutnya memberikan detail yang lebih rendah daripada Roman. Secara khusus, Euclid dapat melihat 10 miliar tahun terakhir sejarah kosmik ketika alam semesta berusia sekitar tiga miliar tahun.
Roman Dapat Melakukan Pengamatan Yang Lebih Rinci Daripada Euclid
Roman dapat melakukan pengamatan dengan lebih presisi dan mendalam. Dibandingkan dengan Euclid, Roman akan mempelajari area yang lebih kecil sekitar 2.000 derajat persegi atau seperdua puluh langit. Roman dapat melihat jauh lebih awal ke alam semesta ketika usianya sekitar dua miliar tahun. Perangkat ini juga akan mempelajari planet-planet di galaksi Bima Sakti dan benda-benda yang terletak di tepian tata surya kita.
Roman dan Euclid Akan Membuat Peta Materi Gelap Dalam Bentuk 3D
Roman dan Euclid akan mempelajari akumulasi materi menggunakan teknik yang disebut pelensaan gravitasi lemah, yang terjadi karena objek kosmik apa pun dengan massa melengkungkan jalinan ruang-waktu. Massa yang lebih kecil seperti materi gelap—yang diyakini menyediakan 80% massa alam semesta—menciptakan efek yang lebih kecil. Dengan cara ini, kedua misi masing-masing akan membuat peta 3D materi gelap alam semesta.
Misi Ini Akan Memberikan Wawasan Penting Yang Berkesinambungan
Peta 3D ini adalah salah satu cara para ilmuwan menyelidiki perluasan alam semesta. Daya tarik gravitasi materi gelap menahan galaksi di tempatnya, bekerja layaknya lem kosmik. Mempelajari materi gelap di berbagai era akan membantu "mengisi" celah dalam pemahaman ekspansi kosmik saat ini. Adanya kerja sama antara Euclid dan Roman, akan memberikan jawaban atas pertanyaan paling mendasar tentang alam semesta.
Roman Juga Akan Menyelidiki Supernova Tipe Ia
Selain itu, Roman akan mempelajari kelas ledakan bintang tertentu yang disebut supernova tipe Ia. Para ilmuwan dapat memperkirakan seberapa jauh supernova ini dengan mengukur kecerahannya. Menelusuri benda-benda kosmik ini akan memberikan wawasan tentang perluasan kosmik, membantu lebih memahami bagaimana energi gelap berubah.
'Misi Ini Akan Membuka Era Baru Eksplorasi'
"Dua puluh lima tahun setelah penemuannya, perluasan alam semesta yang dipercepat tetap menjadi salah satu misteri paling mendesak dalam astrofisika," kata Jason Rhodes, wakil ilmuwan proyek untuk Roman dan pemimpin sains Amerika Serikat untuk Euclid. "Dengan teleskop yang baru ini, kami akan mengukur energi gelap dengan cara yang berbeda dan dengan presisi yang jauh lebih tinggi daripada yang dapat dicapai sebelumnya, membuka era baru eksplorasi ke dalam misteri ini."