Amazon ganti roket untuk satelit Kuiper: Inilah yang terjadi
Tidak lama lagi kita akan melihat internet berbasis luar angkasa dari Amazon. Dua satelit pertama dari konstelasi Kuiper rencananya diluncurkan awal tahun depan. Namun, kedua satelit itu tidak akan berada di roket ABL Space Systems seperti yang direncanakan sebelumnya. Sebagai gantinya, keduanya akan menggunakan roket Vulcan, yang sedang dikembangkan United Launch Alliance (ULA), usaha bersama antara Boeing dan Lockheed Martin.
Mengapa artikel ini penting?
Amazon dan ULA bekerja sama untuk mengirim prototipe pertama satelit internet berbasis ruang angkasa. Keduanya juga digadang-gadang bersaing dengan rival-rivalnya Starlink dan SpaceX . Perusahaan milik Jeff Bezos ini sudah tertinggal dari Starlink untuk menyediakan layanan internet dari luar angkasa. Tentunya mereka tidak ingin ada penundaan lagi. Roket Vulcan adalah pengganti yang ideal, mengingat roket itu dikembangkan untuk menyaingi SpaceX.
Penundaan peluncuran mendorong Amazon untuk mengganti roket
Dua satelit prototipe itu adalah bagian dari jaringan Kuiper Amazon yang ambisius. Keduanya diberi nama Kuipersat-1 dan Kuipersat-2. Sesuai rencana sebelumnya, satelit seharusnya dibawa ke orbit rendah Bumi dengan meluncurkan roket RS1 buatan ABL. Namun, penundaan memaksa Amazon mengganti kendaraan peluncurannya. Kini, kedua satelit akan naik roket Vulcan buatan ULA pada kuartal pertama tahun 2023.
Amazon dan ABL masih bersepakat untuk peluncuran lain
Amazon tidak mengucapkan selamat tinggal pada ABL. Keduanya masih punya kontrak untuk setidaknya dua peluncuran. Di sisi lain, Amazon sudah membeli 38 peluncuran Vulcan di masa depan, jadi ini akan menjadi uji coba yang layak untuk roket tersebut. Vulcan sedang menunggu sepasang mesin BE-4 buatan Blue Origin dan wahana pendaratan bulan Astrobotic untuk memulai debutnya.
Jaringan Kuiper akan sediakan internet berkecepatan tinggi di seluruh dunia
Proyek Kuiper yang digagas Amazon adalah rencana untuk membangun jaringan 3.236 satelit di orbit rendah Bumi. Perusahaan itu mengatakan, mereka akan berinvestasi 10 miliar dolar lebih dalam proyek tersebut. Amazon akan menyediakan internet berkecepatan tinggi di semua belahan dunia. Pada tahun 2020, Komisi Komunikasi Federal memberi lampu hijau untuk rencana Amazon itu.