Untuk pertama kalinya, AI ciptaan Meta menerjemahkan bahasa lisan
Bahasa tanpa tulisan menjadi hambatan akhir bagi sistem terjemahan bahasa yang berbasis machine learning. Tampaknya Meta berhasil menemukan solusi atas masalah tersebut. Perusahaan itu mengembangkan alat penerjemah berteknologi kecerdasaan buatan (AI) yang bisa mengalihbahasakan bahasa lisan. Upaya ini adalah bagian dari program Universal Speech Translator (UST) Meta. Meta baru-baru ini menyediakan kode pengembangan teknologi itu kepada publik.
Mengapa artikel ini penting?
Hampir separuh dari bahasa di dunia tidak memiliki tulisan. Kalau Anda penggemar Star Wars dan bermimpi punya penerjemah pribadi, khususnya untuk bahasa lisan, hal itu sulit terwujud. Alat penerjemah Meta bisa menjadi solusi keinginan tersebut. Meskipun perusahaan itu punya rekor buruk untuk sistem bahasa berbasis AI, upaya ini bisa menjadi sebuah gebrakan.
Menerjemahkan ucapan menjadi teks butuh bahasa tulisan
Sistem terjemahan ucapan berbasis AI bergantung pada ketersediaan transkripsi yang lengkap. Di sinilah bahasa lisan menjadi masalah bagi sistem ini. Karena bahasa-bahasa tersebut tidak memiliki tulisan, hasil terjemahan tidak dapat berupa teks. Itulah sebabnya Meta menerjemahkan ucapan menjadi ucapan lagi. Mereka memilih Hokkien, bahasa lisan yang digunakan diaspora Tionghoa, untuk mengembangkan sistem tersebut.
Bagaimana cara kerja alat penerjemah Meta?
Agar terjemahan bahasa Hokkien berfungsi, Meta terlebih dahulu menerjemahkan bahasa input menjadi urutan suara akustik, yaitu mengubah ucapan menjadi unit (S2U). Mereka kemudian menghasilkan bentuk gelombang dari unit itu. Meta menggunakan bahasa Mandarin sebagai bahasa perantara antara bahasa Inggris dan Hokkien untuk melatih AI. Pertama-tama mereka menerjemahkan bahasa Hokkien atau bahasa Inggris menjadi teks Mandarin lalu menerjemahkannya ke bahasa Hokkien atau bahasa Inggris.
Meta menyediakan kode sistem terjemahan untuk publik
Meta menyediakan kode pengembangan model terjemahan, evaluasi, dan kumpulan data Hokkien ini kepada publik. Hal tersebut dilakukan agar peneliti lain dapat memanfaatkannya. Perusahaan itu pun memperkenalkan sistem pembandingan ucapan bernama 'Taiwan Across Taiwan' berdasarkan korpus ucapan Hokkien. Meta juga merilis SpeechMatrix, kumpulan terjemahan ucapan yang dikembangkan melalui LASER, perangkat pemrosesan bahasa besutan Meta.
Dapat digunakan untuk menerjemahkan satu kalimat pada satu waktu
Sistem terjemahan Meta yang baru ini masih jauh dari kata sempurna. Saat ini teknologi tersebut hanya bisa menerjemahkan satu kalimat pada satu waktu. Mark Zuckerberg, CEO perusahaan itu, percaya bahwa teknologinya dapat digunakan untuk menerjemahkan lebih banyak bahasa secara real time.