Wabi-sabi: Konsep Jepang tentang keindahan yang tidak sempurna
Apa ceritanya
Konon, seni dan seniman tidak pernah bisa sempurna. Hal itu agak mirip dengan apa yang diyakini orang-orang Jepang.
Wabi-sabi merupakan prinsip estetika tradisional Jepang yang menghargai keindahan dalam kondisi yang paling sederhana.
Intinya adalah mengagumi alam maupun benda-benda yang terbentuk karena kekuatan alam secara mendalam.
Inilah serba-serbi yang perlu Anda ketahui tentang Wabi-sabi.
Ketidaksempurnaan
Menggali Wabi-sabi lebih dalam
Wabi dalam bahasa Jepang berarti jauh dari masyarakat, sedangkan sabi berarti layu.
Wabi-sabi didasarkan pada tiga kenyataan sederhana: tidak ada yang sempurna, tidak ada yang abadi, dan tidak ada yang habis.
Konsep tersebut mendorong seseorang untuk menemukan dan menghargai keindahan serta ketidaksempurnaan alam dan menerimanya.
Wabi-sabi menanamkan nilai-nilai ketidakabadian, penderitaan, dan kekosongan, yang berasal dari ajaran Buddha.
Belajar
Ajaran Wabi-sabi
Penerimaan merupakan kebebasan, dan di luarnya kita menemukan pertumbuhan.
Kita dan segala sesuatu dalam hidup kita tidak sempurna; kesempurnaan hanyalah mitos.
Hargai keindahan segala sesuatu, terutama hal-hal yang telah rusak.
Jangan terburu-buru. Perlahan dan sederhana adalah satu-satunya cara bertahan hidup.
Puaslah dengan apa yang kita miliki dan keberadaan kita dalam hidup—itulah kebahagiaan sejati.
Seni yang tak sempurna
Wabi-sabi dalam kesenian Jepang
Di Jepang, ada banyak sekali bentuk seni yang menonjolkan Wabi-sabi.
Inilah sebabnya mengapa sebagian besar tradisi Jepang menampilkan tema penerimaan, rasa syukur, ketidaksempurnaan, ketidakkekalan, dan perubahan.
Misalnya Ikebana atau seni merangkai bunga merupakan salah satu contoh klasik Wabi-sabi.
Kerajinan tembikar Jepang seperti Raku Yaki, Hagi Ware, dan K intsugi juga didasarkan pada filosofi ini.
informasi
Mengakui kekurangan tanpa menyembunyikannya
Berbagai teknik tembikar Jepang membangkitkan semangat Wabi-sabi. Kintsugi adalah keahlian memperbaiki tembikar yang pecah dengan menyatukan kembali potongan-potongan dan menerapkan pernis yang dicampur dengan bubuk emas atau perak di sepanjang retakan. Teknik tersebut menonjolkan bekas retakan dan cacat-cacat unik yang diperbaiki dengan indah.
Penerimaan
Kegunaan Wabi-sabi
Wabi-sabi punya pengaruh besar dalam dunia seni. Banyak penulis, seniman, penyair, dan desainer yang menggunakan filosofi ini dalam kreasi mereka di seluruh dunia.
Prinsip ini juga relevan dalam teknologi seperti pada tahun 1990, pengembang komputer menggunakan konsep ini dalam pemrograman agile.
Wabi-sabi juga disambut positif di media, sehingga memunculkan acara-acara seperti In Search of Wabi Sabi di BBC.
Praktisi kesehatan mental pun menggunakannya untuk mengurangi pemikiran perfeksionis.
Pelajaran hidup
Cara menerapkan Wabi-sabi
Nikmati saat sekarang: Fokus pada pernapasan, emosi, dan sensasi yang muncul dari tubuh. Masa lalu biarlah berlalu, masa depan tidak ada yang tahu.
Terima diri sendiri: Akui kegagalan, penyesalan, kesalahan, perayaan, kemenangan, dan pengalaman. Semuanya milik kita.
Belajar: Berhentilah menjadi korban dan belajarlah dari setiap situasi. Bersikaplah tegar terhadap kehilangan dan perubahan.
Sederhana itu indah: Semua benda di sekitar kita indah dengan caranya sendiri.