Vada pav diakui sebagai sandwich terbaik ke-13 di dunia
Salah satu jajanan pinggir jalan paling populer di Maharashtra, vada pav adalah suguhan makanan cepat saji vegetarian yang dapat dinikmati saat sarapan, makan siang, atau bahkan makan malam saat Anda sedang terburu-buru. Baru-baru ini, hidangan tersebut mendapat pengakuan dunia setelah Taste Atlas menempatkannya sebagai sandwich terbaik peringkat ke-13 di dunia. Taste Atlas mengunggah gambar peringkat itu di akun Twitter resminya.
Vada pav mendapat nilai 4,4 dalam daftar
Taste Atlas adalah panduan pengalaman perjalanan online yang didirikan oleh Matija Babić pada tahun 2018 untuk makanan tradisional. Situs itu mengumpulkan resep-resep otentik, artikel penelitian, dan ulasan kritikus makanan tentang hidangan dan bahan terkenal. Baru-baru ini, Taste Atlas merilis daftar total 50 "Sandwich Terbaik di Dunia". Vada pav berada di urutan ke-13 dalam daftar itu dengan nilai 4,4.
Sandwich terakhir dalam daftar adalah Torta Ahogada
Sandwich terakhir dalam daftar adalah Torta Ahogada yang merupakan sandwich khas dari negara bagian Jalisco, Meksiko, khususnya kota Guadalajara. Kembali ke vada pav; penganan ini terdiri dari dumpling kentang berlapis adonan goreng yang dimasukkan dalam roti yang lembut. Biasanya disajikan dengan chatni merah panas dan cabai hijau.
Berikut daftar peringkat yang dibagikan Taste Atlas
Tiga hidangan teratas dalam daftar
Tombik atau kebab gobit menjadi urutan pertama dalam daftar. Populer di Turki, Tombik adalah variasi kebab doner berupa daging suwir yang dimasukkan ke dalam roti pipih berbentuk roti yang disebut pide ekmek. Tempat kedua diraih oleh Butifarra yang merupakan sandwich khas Peru. Versi ekstrem dari sandwich steik yang bernama Sandwich de lomo menduduki peringkat ketiga dalam daftar.
Vada pav ditemukan oleh pedagang kaki lima dari Mumbai, Ashok Vaidya
"Jajanan kaki lima yang ikonik ini konon berasal dari seorang pedagang kaki lima bernama Ashok Vaidya, yang bekerja di dekat stasiun kereta Dadar pada tahun 1960-an dan 1970-an," ungkap Taste Atlas. "Dia memikirkan cara untuk memuaskan pekerja yang lapar dan menyimpulkan bahwa hidangan yang ideal harus mudah dibawa-bawa, terjangkau, dan gampang dibuat. Ashok membuat vada pav dan popularitasnya pun meroket," tambahnya.
Banyak yang tidak setuju dengan peringkat
Popularitas vada pav berangsur-angsur meningkat setelah Shiv Sena, sebuah partai politik nasionalis Marathi-Hindu, mulai mengangkat sandwich itu sebagai makanan ringan kelas pekerja yang ideal, beber Taste Atlas. Namun, banyak netizen yang tidak senang dengan nilai hidangan tersebut dan menyatakan bahwa penganan itu seharusnya terdaftar sebagai nomor satu. Banyak pencinta kuliner juga berpendapat bahwa vada pav bukanlah sandwich.