Membuka komunikasi yang sehat: Kiat ahli untuk mengonfrontasi alih-alih menghindar
Di zaman sekarang, menangani hubungan bisa jadi sulit, terutama ketika ghosting sangat umum terjadi. Meskipun ghosting mungkin tampak seperti jalan keluar yang mudah, namun sering kali hal ini meninggalkan perasaan dan pertanyaan yang belum terselesaikan bagi kedua belah pihak. Untuk membantu Anda menghadapi situasi ini, pelatih hubungan Jeevika Sharma menjabarkan beberapa tips praktis tentang bagaimana melakukan pendekatan terhadap percakapan yang sulit daripada memilih ghosting.
Lakukan percakapan yang jelas dan jujur
Sharma menyarankan untuk "membicarakan semuanya." "Jika Anda tidak ingin berhubungan dengan orang tersebut, bicarakan semuanya di muka dan selesaikan semuanya sebelum pergi," sarannya. Jika orang tersebut enggan meninggalkan Anda, ghosting bisa menjadi pilihan terakhir Anda, seperti yang disarankan oleh pelatih hubungan. Dalam kasus-kasus di mana batasan-batasan Anda diabaikan, ghosting dapat membantu membangun jarak yang diperlukan.
Jelaskan dan pergi
Jika konfrontasi itu sulit, pelatih hubungan menyarankan untuk "menulis pesan kepada mereka dan pergi." Metode ini memungkinkan Anda untuk mengekspresikan diri sambil menghindari ketidaknyamanan konfrontasi langsung. Pelatih ini percaya bahwa jika Anda memberikan alasan yang jujur, orang lain kemungkinan besar akan memahami perspektif Anda. "Cobalah untuk memberikan alasan yang tulus dan orang lain akan mengerti," sarannya.
Hadapi emosi Anda
Jika Anda telah mengembangkan perasaan pada seseorang, dia menyarankan untuk melakukan percakapan terbuka dengan orang tersebut tentang hal itu. Ada kemungkinan bahwa "orang tersebut bisa jadi merasakan yang sama." Meskipun gagasan tentang potensi patah hati bisa jadi menakutkan, ia mengatakan, "Melarikan diri dari hal itu dan menghindar dari orang yang Anda sukai bukanlah sebuah pilihan." Sebagai gantinya, hadapi perasaan Anda secara langsung.
Mencari bantuan profesional
Sang pelatih hubungan menunjukkan bahwa banyak orang yang berurusan dengan masalah kesehatan mental mungkin menghindari orang lain karena perubahan suasana hati yang tiba-tiba. "Jika Anda pernah merasakan perubahan suasana hati yang parah dan mengalami depresi, maka Anda harus mencari bantuan profesional karena tindakan ghosting terhadap orang lain akan memengaruhi Anda juga di masa depan. Anda akan menyesali perilaku Anda nantinya," ujar Sharma.
Ghosting bukanlah tindakan yang 'keren'
Pelatih hubungan menyoroti bahwa beberapa orang telah terbiasa melakukan ghosting terhadap orang lain, karena berpikir bahwa hal tersebut membuat mereka terlihat keren dan tanpa beban. Namun, pola pikir ini mencerminkan ketidakdewasaan. Pelatih hubungan menekankan bahwa lebih baik untuk bertindak secara bijaksana dan menyadari bahwa ghosting bukanlah "tindakan yang keren". Kita harus berfokus pada sikap tenggang hati, karena ghosting bukanlah cara yang sopan untuk menangani hubungan.
Hadapi ketakutan Anda akan komitmen
Sharma menjelaskan bahwa rasa takut akan komitmen adalah faktor lain di balik meningkatnya kasus ghosting. "Jika Anda belum siap untuk berkomitmen dalam sebuah hubungan, maka jelaskanlah hal tersebut kepada orang lain dan selesaikanlah bersama," sarannya. Pendekatan ini menghormati perasaan Anda dan orang lain, sehingga menghindari kebutuhan untuk ghosting dan potensi dampak negatifnya.
Mengapa orang lebih memilih ghosting daripada berkonfrontasi?
Pelatih hubungan ini menjelaskan bahwa orang-orang saat ini sering ghosting orang lain karena kurangnya kedewasaan emosional. Beberapa orang cenderung menghindari percakapan yang tidak nyaman. Depresi juga menjadi faktor lain, karena mereka yang memiliki kesehatan mental yang buruk dan perubahan suasana hati dapat secara tidak sengaja menghindari orang lain. Terakhir, ghosting sering kali muncul dari ketidakmampuan untuk menangani "emosi cinta" yang mereka kembangkan untuk orang lain.