Studi: Berlebihan memandangi tubuh orang lain cerminkan perilaku berbahaya
Apa ceritanya
Tatapan, pandangan tidak enak, ekspresi tidak senonoh—hampir setiap perempuan pernah mengalaminya.
Hal itu terlepas dari negara atau keadaan finansial masyarakat tempatnya berasal.
Pelecehan seksual tidak melulu soal sentuhan fisik.
Tanyakan saja pada perempuan mana pun dan kita akan mendengar ketidaknyamanan yang dirasakannya di bus, kantor, dan bahkan kadang-kadang di rumah sendiri.
Studi
Studi ini dipimpin dokter asal Australia
Sebuah studi tentang "perilaku tatapan mata" menyimpulkan betapa berbahayanya kelakuan ini.
Menurut studi itu, memperhatikan tubuh orang lain dan bukan wajahnya mencerminkan sikap berbahaya.
Dipublikasikan dalam jurnal Archives of Sexual Behavior dan dipimpin Dr. Ross Hollett di Australia, studi tersebut juga mengungkapkan bahwa orang yang menatap tubuh orang lain secara berlebihan percaya perempuan menoleransi perilaku seksual yang kasar.
Temuan
Detail temuan
Menggunakan teknologi pelacakan gerak mata, ditemukan bahwa peserta laki-laki dalam studi ini menunjukkan preferensi yang tinggi dalam hal memandangi tubuh wanita terlepas dari pakaiannya, bukan wajahnya.
Di sisi lain, perempuan tidak menatap tubuh pria atau perempuan lainnya.
Perempuan bahkan menunjukkan preferensi untuk menatap pria yang berpakaian lengkap pada wajahnya.
Perilaku
Kesimpulannya mengarah pada gagasan umum tentang pelecehan
Dr. Hollett menjelaskan, orang yang cenderung menatap tubuh orang lain secara berlebihan berpotensi menjadi pelaku dan/atau menunjukkan kekerasan yang berkaitan dengan perilaku seksual.
Temuan ini menunjukkan bahwa kebanyakan individu heteroseksual menyadari tatapan mereka dan sengaja terus menantap agar bisa menjalin komunikasi dengan perempuan yang dilihat.
Namun, masih ada saja tuduhan bahwa wanita sengaja mencoba menarik perhatian dengan pakaian dan gerak-geriknya.
Pendapat ahli
Tatapan ini sangat memengaruhi perempuan: Psikolog
Shreshta Chattopadhyay, Psikolog Klinis mengatakan, "Fakta bahwa pria yang sering memperhatikan tubuh perempuan mengira perempuan itu sebenarnya menyukai hubungan seksual paksa sangatlah mengkhawatirkan."
"Kami pun menemukan banyak komentar tentang perempuan yang memprovokasi pria yang menyiratkan pikiran serupa."
"Perempuan bisa merasakan tatapan yang tidak pantas, dan ketika mengetahuinya, perempuan cenderung lebih gugup, sadar, dan berhati-hati."
Awas
Setiap orang harus menjaga pandangan: Chattopadhyay
Chattopadhyay melanjutkan, "Pada saat yang sama, kami menemukan banyak wanita yang berlagak menjadi korban padahal sebenarnya itu bukan kesalahan pria."
"Dalam banyak kasus, laki-laki terpaksa menanggung beban digeneralisasikan sebagai pelaku seksual."
"Idealnya, orang-orang memperhatikan pandangan dengan membatasinya, sehingga tidak membuat orang lain tidak nyaman," saran Chattopadhyay.