Skiplagging: Tips Perjalanan Yang Dibenci Maskapai Penerbangan Dan Disukai Pelancong
Alih-alih memesan penerbangan berlanjut yang mahal ke tujuan yang Anda inginkan, Anda dapat menemukan penerbangan yang lebih murah dengan singgah di kota yang sama. Setelah Anda mencapai perhentian yang Anda inginkan selama singgah, Anda diam-diam keluar dari pesawat dan tidak peduli dengan penerbangan lanjutan dari perjalanan Anda. Kedengarannya seperti tips menghemat uang, bukan? Nah, maskapai penerbangan tidak terlalu senang dengan hal ini.
Menjabarkan Skiplagging Dengan Sebuah Contoh
Misalnya, tiket penerbangan dari New Delhi ke Hyderabad berharga sekitar Rp. 1.6 Juta untuk perjalanan nonstop, tetapi yang mengejutkan, penerbangan dari New Delhi ke Mumbai, dengan singgah di Hyderabad, hanya berkisar diharga Rp. 880.000 Alih-alih menyelesaikan perjalanan ke Mumbai, seorang pelancong yang cerdas mungkin menggunakan teknik "Skiplagging" dengan memesan penerbangan yang lebih murah ke Hyderabad dan beristirahat di sana selama singgah.
Pihak Maskapai Telah Mengetahui Taktik Ini
Baru-baru ini, American Airlines membatalkan tiket seorang remaja ketika mereka mengetahui bahwa dia berencana untuk melewatkan penerbangan lanjutan dan turun di kota persinggahan, Charlotte, dengan tidak melanjutkan perjalanannya ke New York City. Petugas bandara menjadi curiga saat melihat SIM Carolina Utara miliknya, yang menyebabkan pembatalan tiket. Jadi, remaja itu harus membeli penerbangan langsung yang baru dari Gainesville ke Charlotte.
Mengapa Trik Skiplagging Merugikan Maskapai Penerbangan?
Maskapai menangani masalah ini dengan serius karena berdampak langsung pada pendapatan mereka dalam dua cara. Pertama, penumpang membayar lebih rendah untuk tiket mereka, berpotensi menghemat banyak uang setiap perjalanan. Ini berarti maskapai penerbangan tidak menerima tarif penuh yang mereka tujukan untuk seluruh perjalanan. Kedua, kursi pada perjalanan kedua mereka kosong, yang bisa saja dijual kepada orang lain.
Risiko Yang Terkait Dengan Skiplagging
Maskapai besar melarang keras praktik Skiplagging dalam kontrak penerbangan mereka. Jika tertangkap, pihak maskapai dapat membatalkan seluruh rencana perjalanan Anda. Para pelancong dengan Frequent-Flier Miles dan keanggotaan dapat kehilangan hak istimewa mereka, dan dalam kasus yang jarang terjadi, mereka bahkan mungkin menghadapi tuntutan hukum. Selain itu, Skiplagging hanya efektif jika para wisatawan tidak mengambil tas mereka, karena Anda tidak diizinkan untuk mengambil tas Anda di kota persinggahan.