Menyelami asal-usul pretzel yang menarik
Pretzel yang lembut, camilan terkenal yang dapat ditemukan di berbagai tempat seperti bioskop, bandara, dan kedai kopi mungkin berasal dari masa Prapaskah. Menurut situs web Catholic Education Resource Center, penggambaran dan deskripsi paling awal yang diketahui tentang benda yang menyerupai pretzel berasal dari abad kelima, dengan naskah yang saat ini berada di arsip Vatikan. Mari kita pahami bagaimana pretzel terkait dengan masa Prapaskah.
Apa itu Prapaskah?
Masa Prapaskah, empat puluh hari puasa dan penebusan dosa menjelang Paskah, adalah masa ketika umat Kristiani berpantang makanan yang memanjakan seperti protein hewani dan produk susu. Pretzel muncul sebagai camilan Prapaskah yang populer karena dapat dibuat dengan bahan-bahan sederhana seperti tepung, air, dan garam, yang sesuai dengan pantangan makanan pada musim tersebut.
Pretoila
Tradisi yang membutuhkan camilan yang mengenyangkan namun sesuai dengan masa Prapaskah dikatakan telah berkontribusi pada penciptaan pretzel. Menurut pretzels.com, cerita tertua dan paling banyak diterima berasal dari awal abad pertengahan, sekitar tahun 610 Masehi. Diduga, seorang biarawan di Italia Utara menciptakan pretzel pertama, menyebutnya "pretiola", yang berarti "hadiah kecil", yang diberikan kepada anak-anak yang taat dan rajin beribadah.
Bentuk pertobatan
Salah satu aspek yang paling menarik dari pretzel adalah bentuknya yang khas. Desainnya yang meliuk-liuk, menyerupai tangan yang disilangkan atau tangan yang dilipat dalam doa, memiliki makna simbolis yang dalam bagi umat Kristiani abad pertengahan. Beberapa cerita mengatakan bahwa tiga lubang pada pretzel melambangkan Tritunggal Mahakudus, sementara yang lain menafsirkannya sebagai simbolisasi dari tiga praktik Prapaskah: doa, puasa, dan sedekah.
Tradisi paskah
Di Jerman, tradisi menyembunyikan pretzel dan telur rebus selama masa Prapaskah berlanjut hingga hari Minggu Paskah, yang akhirnya berkembang menjadi cikal bakal perburuan telur Paskah, menurut situs web Ivermere Bakery. Di Luksemburg, tradisi Prapaskah yang menggabungkan pretzel dan cinta terus berlanjut hingga hari ini, menghubungkan negara kecil di Eropa ini dengan negara-negara tetangganya seperti Jerman, Belgia, dan Prancis.
Minggu Laetare
Minggu Laetare, hari Minggu keempat masa Prapaskah dalam Gereja Katolik, adalah hari istimewa di mana misa mengenakan pakaian berwarna merah jambu, yang melambangkan penangguhan penebusan dosa selama masa Prapaskah. Bagi warga Luksemburg yang beruntung, hari ini juga menghadirkan kenikmatan kudapan pretzel yang lezat, menambahkan sentuhan kegembiraan ekstra pada perayaan istimewa ini.
Evolusi
Secara bertahap, pretzel mendapatkan popularitas yang luas. Makanan ini menjadi simbol keberuntungan, umur panjang, dan kemakmuran. Pretzel tidak hanya biasa diberikan kepada orang miskin dan kelaparan, tetapi juga menjadi pengingat spiritual bahwa Tuhan mengetahui kebutuhan seseorang dan menjawab doa-doa kita. Seiring berjalannya waktu, pretzel yang lembut mengalami transformasi, berevolusi menjadi pretzel yang dipanggang dengan keras, sehingga menghasilkan tekstur yang lebih keras dan umur simpan yang lebih lama.