Resensi buku: 'Leaving' - Kisah menggugah pembebasan diri dari KDRT
Pernikahan adalah sebuah ikatan yang sakral, tetapi hal ini sering kali tidak berlaku bagi ribuan orang yang menghadapi pasangan yang kasar. Realitas perjodohan atau bahkan pernikahan yang diatur di sejumlah negara kadang mengejutkan, seperti yang diungkapkan oleh Kanchan Bhaskar, seorang penulis yang baru pertama kali menulis, dalam bukunya yang berjudul Leaving. Meskipun stigma sosial membungkam para korban kekerasan, Bhaskar berbicara dengan berani dan mengungkapkan kisah pembebasan dirinya dari pernikahan yang penuh kekerasan dengan sangat rinci.
Memoar pernikahan yang penuh kekerasan
Memoar Kanchan Bhaskar, Leaving, menggambarkan pengalamannya dalam pernikahan yang penuh kekerasan. Sungguh memilukan untuk membaca bagaimana bayangan seorang wanita muda tentang pernikahan yang sempurna perlahan-lahan buyar. Ketika dia dengan berani berpisah dari suaminya yang kasar - yang berulang kali dia beri kesempatan - dia berbagi perjalanan pemulihan dan penemuan jati dirinya. Buku ini menjadi bukti kegigihan jiwa manusia.
Karakter-karakter utama dalam buku ini
Buku ini berkisah tentang sang penulis, suami ideal yang sifat aslinya kemudian terungkap dalam beberapa bulan setelah pernikahan mereka, mertuanya, keluarganya, dan anak-anaknya. Sepanjang buku ini, Bhaskar berjuang untuk menerima kenyataan situasinya dan dampak dari pernikahannya yang penuh kekerasan terhadap dirinya. Kekuatan dan ketangguhan penulis menjadi pendorong buku ini.
'Leaving' ditulis untuk semua kalangan
Dengan beberapa deskripsi yang mencolok dan jelas tentang stasiun kereta api yang kumuh dan ruangan yang kotor hingga menganalisis karakter melalui kebiasaan dan ucapan mereka, penulis tidak memberi gambaran terperinci hingga membangun suasana yang menjengkelkan dan membuat jijik, sehingga para pembacanya menunggu sampai cerita utama dimulai. Leaving, yang ditulis untuk semua kalangan, memiliki alur yang baik dengan ketegangan dan konflik yang cukup membuat para pembacanya tetap tertarik.
Gaya bercerita sederhana mengangkat realitas pernikahan penuh kekerasan
Bhaskar menulis dengan penuh kejujuran dan kerentanan, membuka jendela bagi pembaca ke dalam kehidupan dan pengalamannya. Ada saat-saat ketika kita ingin berteriak padanya untuk pergi saja daripada berurusan dengan keburukan sang suami. Tulisannya lugas dan tidak rumit, menekankan narasi daripada gaya sastra. Kesediaan penulis untuk berbagi kisahnya sangat mengagumkan, dan keberaniannya terlihat jelas di seluruh buku ini.
Sikap tak acuh dan seksis dari anggota keluarga langgengkan kekerasan
Buku ini menyoroti dampak buruk kekerasan dalam rumah tangga terhadap individu dan keluarga yang dekat dengannya. Buku ini juga menyoroti bagaimana anggota keluarga yang abai dan sikap seksis melanggengkan kekerasan. Kisah Bhaskar menjadi pengingat bahwa kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga emosional dan psikologis. Leaving menekankan agar mengenali tanda-tanda kekerasan dan mencari bantuan sedini mungkin.
Apakah layak dibaca?
Leaving adalah buku yang menggugah dan inspiratif yang sangat layak untuk dibaca. Buku ini mengingatkan kami pada buku Not Without My Daughter karya Betty Mahmoody. Keberanian dan kekuatan Bhaskar dalam menghadapi kesulitan benar-benar inspiratif. Buku ini tidak hanya untuk mereka yang pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan membutuhkan motivasi untuk meninggalkan pernikahan yang tidak sehat, tetapi juga untuk siapa saja yang mencari inspirasi dan harapan dalam hidup.