Pica: Gangguan makan yang mungkin belum pernah Anda dengar
Gangguan makan lebih dari sekadar mengonsumsi atau tidak mengonsumsi makanan. Hal tersebut berkaitan dengan perasaan di luar kendali dan menggunakan makanan untuk mengatasi emosi, stres, atau trauma yang sulit. Gangguan ini berkembang dalam kerahasiaan dan rasa malu, dan dapat merampok kesehatan fisik, ketentraman emosional, dan hubungan Anda. Salah satu gangguan makan yang aneh adalah pica.
Apa itu pica?
Pica adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami keinginan yang terus-menerus dan kompulsif untuk memakan barang-barang non-makanan seperti kotoran, sabun, tanah liat, es, kertas, kapur, rambut, dan zat lain yang memiliki sedikit atau tidak ada nilai gizinya. Gangguan ini paling sering terlihat pada anak-anak, wanita hamil, dan orang dengan cacat perkembangan atau intelektual. Jika tidak diobati, pica dapat mengakibatkan komplikasi kesehatan yang serius.
Apa komplikasi yang terkait dengan pica?
Pica dapat menyebabkan berbagai komplikasi, beberapa di antaranya bisa serius dan bahkan mengancam jiwa. Komplikasi ini dapat mencakup penyumbatan usus, infeksi parasit, keracunan, dan kerusakan gigi. Mengonsumsi makanan non-makanan dapat menyebabkan kekurangan gizi, yang kemudian dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti anemia, kelelahan, dan gangguan fungsi kognitif. Gangguan ini juga dapat menyebabkan cedera, terutama pada saluran pencernaan.
Apa yang menyebabkan pica?
Penyebab pasti dari pica tidak dipahami dengan baik, tetapi diyakini merupakan kombinasi dari faktor fisiologis, psikologis, sosial, dan budaya. Kadang-kadang dikaitkan dengan kekurangan nutrisi, seperti kekurangan zat besi, zink, atau kalsium, yang dapat menyebabkan sesorang ingin makan zat non-makanan. Paparan timbal atau racun lain juga ditemukan meningkatkan risiko pengembangan pica.
Apa saja tanda dan gejala pica?
Tanda dan gejala dapat bervariasi tergantung pada zat yang tertelan. Namun, beberapa tanda dan gejala yang umum termasuk mengidam barang-barang non-makanan seperti tanah, kertas, cat, kapur, es, atau tanah liat; terus-menerus makan atau mengunyah makanan non-makanan; sakit perut atau ketidaknyamanan; sembelit, diare, atau masalah pencernaan lainnya; dan keracunan timbal atau keracunan lainnya karena menelan zat beracun.
Siapa yang berisiko terkena gangguan pica?
Pica dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia, tetapi populasi tertentu berisiko lebih tinggi terkena gangguan tersebut. Gangguan makan ini paling sering terlihat pada anak-anak, terutama mereka yang mengalami gangguan perkembangan, seperti gangguan spektrum autisme atau disabilitas intelektual. Wanita hamil dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan mental tertentu seperti gangguan obsesif-kompulsif (OCD) atau skizofrenia juga berisiko lebih tinggi.
Bagaimana cara merawat pica?
Perawatan untuk pica biasanya melibatkan kombinasi intervensi perilaku dan medis. Intervensi perilaku dapat mencakup terapi untuk membantu individu menahan keinginan untuk mengonsumsi makanan non-makanan dan untuk mengatasi masalah psikologis yang mendasarinya. Intervensi medis mungkin termasuk suplementasi nutrisi yang hilang atau obat-obatan untuk mengurangi keinginan mengidam yang tidak biasa tersebut.