Fakta ilmiah di balik keinginan Anda untuk makan comfort food
Pernahkah Anda merasakan keinginan yang tak tertahankan untuk menikmati semangkuk kentang goreng keju di malam yang dingin, atau mencari hiburan dalam sepotong kue cokelat yang lezat saat Anda merasa sedih? Anda tidak sendirian! Kita semua pernah mengalaminya. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya tentang alasan di balik ketertarikan kita yang tak tergoyahkan pada jenis-jenis makanan yang menenangkan ini? Mari kita gali fakta ilmiah di baliknya.
Apa itu comfort food?
Shreya Shrestha, seorang pelatih diet dan nutrisi ayurveda yang berbasis di New Delhi menggambarkan comfort food sebagai jenis makanan yang Anda terima ketika Anda masih kecil dan membutuhkan perhatian. Sebagai orang dewasa, makanan inilah yang banyak dari kita konsumsi ketika kita merasa sedih secara emosional. Comfort food bersifat sangat pribadi; apa pun yang membuat Anda nyaman, entah itu junk food atau makanan bergizi.
Mengapa kita mencari comfort food?
Kita sering menemukan diri kita tertarik pada makanan tertentu yang membawa kembali kenangan orang yang kita cintai atau saat-saat bahagia. Menurut Shrestha, "Jika kita memiliki perasaan yang baik tentang orang yang menyiapkan makanan tersebut, kita cenderung tertarik pada makanan itu." Kenangan positif yang dibangkitkannya membuat kita ingin memilikinya. Makanan tersebut menawarkan rasa keakraban, koneksi, dan kenyamanan emosional.
Motivasi di balik keinginan mengonsumsi comfort food
"Kita lebih tertarik pada comfort food saat kita mengalami kesepian atau penolakan," jelas Shrestha. Namun, artikel International Journal of Gastronomy menunjukkan bahwa motivasi di balik mengonsumsi comfort food dapat berbeda antara wanita dan pria. Artikel tersebut mencatat bahwa wanita sering memakannya karena rasa bersalah, depresi, atau kesepian, sementara pria sering menggunakannya sebagai "hadiah atas keberhasilan."
Apa yang membuat makanan-makanan ini begitu menenangkan?
Banyak dari makanan ini dikemas dengan lemak, karbohidrat dan gula. Bahan-bahan ini memicu sistem penghargaan otak, memberi Anda sensasi yang menenangkan. Hippocampus, insula, dan caudate adalah bagian otak yang diyakini memengaruhi suasana hati. Penelitian menunjukkan bahwa area otak ini menjadi aktif ketika kita sangat menginginkan makanan. Area-area ini mengatur sistem memori, penghargaan, dan kesenangan otak.
Kiat-kiat untuk mengatasi keinginan makan comfort food
Jika Anda ingin mengendalikan keinginan Anda, cobalah tips-tips berikut ini dari ahli gizi Shrestha: Ketahuilah apakah Anda benar-benar lapar atau hanya mencari kenyamanan. Makanlah makanan yang seimbang dengan protein, lemak, dan karbohidrat untuk merasa kenyang. Pilihlah porsi yang lebih kecil atau versi yang lebih sehat dari comfort food untuk memuaskan hasrat mengidam. Sediakan camilan sehat untuk menghindari ngidam yang kuat, dan lakukan olahraga teratur dan teknik relaksasi.