Memahami microshading alis, sebuah alternatif dari microblading
Microshading adalah teknik tato kosmetik semipermanen yang baru dan populer yang dirancang untuk menciptakan ilusi alis yang lebih penuh. Prosesnya melibatkan teknisi yang terampil menggunakan perangkat genggam untuk mengaplikasikan tinta pigmen dalam titik-titik kecil seperti peniti di area alis, mengisi celah dan menambahkan definisi. Hasilnya adalah alis yang terdefinisi dengan baik dengan hasil akhir yang lembut dan berbubuk, menawarkan solusi yang terlihat alami bagi mereka yang memiliki alis yang jarang.
Microshading vs microblading
Meskipun microshading dan microblading adalah prosedur tato kosmetik yang bertujuan untuk meningkatkan penampilan alis, keduanya berbeda dalam pendekatannya. Microshading mengandalkan titik-titik kecil pigmen untuk menghasilkan tampilan alis yang lembut dan seperti bubuk, sedangkan microblading menggunakan jarum halus untuk membuat guratan seperti rambut yang meniru rambut alis alami. Microshading adalah pilihan yang sangat baik bagi mereka yang memiliki kulit sensitif atau berminyak, sedangkan microblading lebih cocok untuk individu dengan kulit kering.
Prosedur microshading
Proses microshading biasanya terdiri dari dua sesi. Untuk mempersiapkan diri, klien harus menghindari alkohol, kafein, ibuprofen, minyak ikan, waxing atau mencabut alis, facial, berjemur, tanning bed, dan produk retinol atau vitamin A dalam jangka waktu tertentu sebelum prosedur. Sesi pertama meliputi pengukuran wajah, menentukan bentuk alis yang sempurna dan warna pigmen, dan menerapkan teknik microshading. Sesi kedua, yang dijadwalkan sekitar delapan minggu kemudian, berfokus pada penyempurnaan desain.
Perawatan dan durasi pasca sesi
Perawatan pasca-microshading melibatkan pembersihan alis dengan lembut setiap hari dengan kain lembab selama minggu pertama dan mengoleskan krim pelembab yang disediakan oleh teknisi rias wajah. Klien juga harus menghindari tidur dengan wajah tertelungkup, memakai riasan mata, berolahraga, menggunakan sauna atau mandi, mengekspos kulit mereka ke sinar matahari, dan menggaruk atau mengorek alis. Microshading dapat bertahan antara satu hingga tiga tahun, tetapi mungkin perlu diperbarui setiap enam hingga delapan bulan.
Risiko, efek samping, dan biaya
Microshading umumnya dianggap aman; namun, komplikasi dapat muncul, seperti cedera akibat jarum suntik, gejala iritasi kulit seperti gatal, bengkak, kemerahan, reaksi terhadap krim mati rasa atau tinta tato, dan infeksi dari patogen yang ditularkan melalui darah. Individu harus berkonsultasi dengan dokter jika mengalami tanda-tanda infeksi kulit. Biaya microshading berkisar antara Rp11 juta hingga Rp31 juta untuk kedua sesi di AS dan tidak ditanggung oleh asuransi. Selalu pilih teknisi kosmetik yang memiliki reputasi baik, berpengalaman, dan berlisensi dengan pelatihan yang diperlukan.