Penggunaan virtual reality sebagai terapi
Virtual reality (VR), sebuah teknologi modern, telah menciptakan perubahan di berbagai industri. Teknologi buatan ini memiliki berbagai macam potensi,membentuk kembali persepsi kita tentang dunia. Khususnya di bidang medis, VR telah terbukti sangat bermanfaat sebagai alat terapi. Ayo gabung dan pelajari dunia VR, mengeksplorasi aplikasinya dan dampaknya terhadap peningkatan kesejahteraan individu.
Apa itu virtual reality?
VR menggunakan cara pemrosesan komputer untuk menghasilkan sudut pandang buatan 3D yang terasa nyata. Teknologi virtual reality memungkinkan Anda untuk secara aktif terlibat dalam suatu situasi bukan hanya melihatnya di layar. Yang Anda butuhkan hanyalah headset VR untuk melihat pemandangan. Anda dapat mengubah lingkungan di depan Anda dengan menggerakkan kepala, menunjuk sesuatu, atau mengarahkan pandangan Anda.
Pengalaman penggunaan VR
Pengalaman yang terasa realistis yang melibatkan kelima indera adalah tujuan yang ingin dicapai oleh virtual reality. VR telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir sehingga masalah penggunaannya berkembang pesat. Mengingat cakupan virtual reality yang luas, para pengembangnya memnentukan beberapa tujuan. Namun, teknologi ini sebagian besar digunakan sebagai pengalihan, pengalaman bermain game baru, pendidikan, pelatihan kerja, dan penyembuhan.
Mengapa VR bermanfaat dalam bidang medis?
Penelitian kesehatan dan pengobatan penyakit mental telah mengalami kemajuan dalam penggunaan teknologi ini. Teknik berbasis VR memberikan kesempatan kepada pasien untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ditakuti. VR sangat efektif dan dibutuhkan bagi perawatan kecemasan, terapi buatan adalah bentuk perawatan untuk gangguan kecemasan yang memiliki bukti keberhasilan yang kuat.
Bagaimana VR bekerja?
Terapi buatan virtual reality (VRET) adalah perawatan yang nyaman dan ekonomis yang memungkinkan terapis untuk memberikan stimulasi sensorik dalam kondisi yang terkendali. Dalam realitas virtual, para peneliti menemukan bahwa anggota tubuh digital dapat terasa sama seperti anggota tubuh kita. Teknologi VR memiliki potensi untuk menyebabkan reaksi fisiologis dan psikologis yang dapat diamati melalui perubahan kadar hormon stres dan kondisi biologis lainnya.
Begini cara kerjanya
Sistem VR sering kali memiliki dua tampilan visual, satu untuk setiap mata agar terasa nyata dan buatan. Untuk menghasilkan gambaran mental 3D, otak kita menggunakan data dari kedua mata, baik itu data buatan maupun data nyata. Menambahkan data ekstra-sensorik akan meningkatkan realisme lingkungan virtual dengan menciptakan rasa "kontak fisik dengan dunia virtual."
Mengalihkan rasa takut
Di masa lalu, VR telah membantu orang mengatasi gangguan stres pascatrauma (PTSD) melalui gambar, suara, dan getaran 3D yang dirangsang. Dengan memberikan informasi baru yang saling bertentangan dan mendorong pemrosesan emosional, tujuan VR adalah untuk mengaktifkan dan mengalihkan ketakutan ini. Selain PTSD dan kecemasan, VR juga digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan sosial, agorafobia, panik, gangguan obsesif-kompulsif, rasa sakit, kecanduan, gangguan makan, dan autisme.