Penelitian: Penderita 'Long Covid' lebih berisiko terkena penyakit jantung
Sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association (JAMA) pada 3 Maret menemukan bahwa penderita COVID-19 jangka panjang (Long Covid) berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung parah termasuk strok. Long Covid mengacu pada masalah kesehatan yang dihadapi orang berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah kasus awal COVID-19. Penderita Long Covid juga menghadapi peningkatan berbagai komplikasi kesehatan.
Long Covid juga menyebabkan gangguan kesehatan seperti asma
Selain masalah jantung, orang dengan gejala Covid jangka panjang mengalami masalah-masalah kesehatan lain seperti penyakit arteri koroner, gagal jantung, emboli paru, gangguan paru obstruktif kronik (PPOK), dan asma. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, kondisi pasca-Covid (PCC) mengacu pada terjadinya masalah kesehatan baru, kambuhan, atau berkelanjutan empat minggu setelah timbulnya infeksi awal.
Bagaimana cara mendiagnosa Covid jangka panjang
Kondisi Covid jangka panjang dapat didiagnosis berdasarkan gejala-gejala seperti kelelahan, nyeri sendi, batuk, sesak napas, kesulitan neurokognitif, depresi, gangguan tromboemboli, kehilangan indra perasa atau penciuman, dan nyeri tenggorokan atau dada. Penulis studi baru-baru ini memanfaatkan kumpulan data klaim asuransi kesehatan yang besar untuk mengevaluasi karakteristik dasar seperti hipertensi, obesitas, depresi, dan COPD sebelum diagnosis awal COVID-19.
Memahami temuan penelitian
Studi kasus-kontrol ini melibatkan 26.870 orang dewasa yang cocok tanpa COVID-19 dan 13.435 di AS dengan PCC. Orang dengan PCC ditemukan mengalami peningkatan risiko penyakit kardiovaskular termasuk strok iskemik. "Selama periode tindak lanjut 12 bulan, 2,8% individu dengan PCC dibanding 1,2% individu tanpa COVID-19 meninggal, menyiratkan tingkat kematian berlebih 16,4 per 1.000 individu," ungkap studi tersebut.
Laporan periode tindak lanjut
Selama masa tindak lanjut, kelompok PCC mengalami peningkatan penggunaan layanan kesehatan untuk aritmia jantung dengan peningkatan risiko relatif (RR) sebesar 2,35. Kohort PCC juga mengalami emboli paru dengan kenaikan RR 3,64 dan strok iskemik dengan peningkatan RR 2,17. Penyakit jantung koroner dengan peningkatan RR sebesar 1,78 juga dialami oleh kelompok PCC.
Studi ini beri penilaian 12 bulan tentang hasil yang merugikan kelompok PCC
Kohort PCC juga mengalami gagal jantung dengan kenaikan RR sebesar 1,97; PPOK dengan peningkatan RR 1,94; dan asma dengan kenaikan RR 1,95. "Studi kasus-kontrol ini memberikan penilaian 12 bulan dari hasil yang merugikan untuk kohort individu dengan PCC dibandingkan dengan kelompok pembanding kecenderungan yang cocok dengan risiko awal yang serupa," tutur penulis studi tersebut.