Tukang kebun AS menanam tomat ungu! Ketahui pembuatannya, manfaatnya
Untuk pertama kalinya, pekebun rumah di Amerika kini dapat menanam "tomat ungu" hasil rekayasa genetika (GMO), berkat Norfolk Plant Sciences. Tomat unik ini adalah hasil penelitian dan pengembangan selama dua dekade, dan penciptanya berharap tomat ini dapat membantu mengubah opini masyarakat mengenai makanan transgenik. Tomat mulai dijual Sabtu lalu. Hingga saat ini, pangan transgenik hanya tersedia bagi produsen komersial di AS.
Pembuatan tomat ungu
Tomat ungu dikembangkan dengan menambahkan gen warna dari bunga snapdragon pada tanaman tomat. Hal ini dilakukan dengan menggunakan bakteri untuk memasukkan DNA ke dalam organisme inang, sebuah proses yang dapat terjadi secara alami. Hasilnya adalah tomat yang mengandung antosianin, senyawa peningkat kesehatan yang ditemukan dalam blueberry, blackberry, terong, dan kubis ungu. Menurut Nathan Pumplin, CEO Norfolk Healthy Produce, tomat ungu mengandung antosianin per beratnya sebanyak blueberry atau terong.
Warna ungu di balik tomat
Menurut Norfolk Plant Sciences, tomat ungu menawarkan konsumen pelengkap makanan yang segar dan bergizi. Dibuat oleh Profesor Cathie Martin di John Innes Center yang bergengsi di Norwich, Inggris, tomat ungu berasal dari dua gen yang ditemukan pada bunga snapdragon yang dapat dimakan, yang memberikan kualitas antioksidan luar biasa. Gen-gen ini menghasilkan warna ungu, sehingga memberikan pigmentasi ungu yang unik pada tomat, blueberry, blackberry, dan terong yang berkulit ungu.
Manfaat kesehatan dan tren biofortifikasi
Tomat ungu merupakan bagian dari tren pangan biofortifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan kandungan nutrisi tanaman demi manfaat kesehatan. Tujuannya di sini adalah untuk mengembangkan tomat dengan kadar antosianin yang tinggi. Antosianin, yang dikenal karena sifat anti-inflamasinya, bertindak sebagai antioksidan untuk membantu menetralkan molekul tidak stabil dalam tubuh yang terkait dengan penuaan dan penyakit. Kathleen Hefferon, ahli mikrobiologi di Cornell University, berpendapat tren ini akan terus berlanjut seiring semakin banyaknya orang yang tertarik pada kualitas dan umur panjang mereka.
Pemuliaan tradisional vs modifikasi genetik
Meskipun tomat ungu diciptakan melalui modifikasi genetik, metode pemuliaan tradisional juga menghasilkan tomat kaya antosianin seperti "Mawar Indigo". Jim Myers, seorang profesor yang berspesialisasi dalam pemuliaan sayuran di Oregon State University, mencatat bahwa lebih dari 50 kultivar tomat Indigo Rose telah dikembangkan melalui pemuliaan konvensional. Namun, para pendukung GMO berpendapat bahwa rekayasa genetika dapat merevolusi pertanian secara berkelanjutan, sehingga memberikan manfaat bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Mengatasi persepsi negatif terhadap GMO
Terlepas dari potensi manfaatnya, tomat ungu menghadapi tantangan karena masih adanya persepsi negatif terhadap GMO. Kabarnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) tidak menemukan risiko kesehatan terkait konsumsi makanan GM yang saat ini beredar di pasaran. Para ahli percaya bahwa jika tomat ungu diterima dan berhasil, hal ini dapat mengarah pada terciptanya lebih banyak tanaman rekayasa hayati, sehingga manfaat nutrisi dan kesehatan lebih mudah diakses oleh semua orang.