Membongkar lima mitos gangguan bipolar
Para bintang seperti musisi Demi Lovato, komedian Russell Brand, pembawa acara berita Jane Pauley, dan aktris Catherine Zeta-Jones memiliki kesamaan dalam hal gangguan bipolar. Kondisi ini merupakan tantangan yang berat, yang memengaruhi kehidupan banyak orang di seluruh dunia. Kondisi ini ditandai dengan fluktuasi energi yang berbeda dan sering kali masih diselimuti mitos. Mari kita garis bawahi mitos-mitos umum seputar kondisi ini untuk pemahaman yang lebih baik tentang pengalaman penderitanya.
Mitos: Gangguan bipolar hanyalah perubahan suasana hati
Pasang surut pada gangguan bipolar sangat berbeda dengan perubahan suasana hati pada umumnya. Ini adalah perubahan energi, tingkat aktivitas, dan pola tidur yang ekstrem. Sangat penting untuk mengenali bahwa perubahan suasana hati yang sering terjadi tidak sama dengan gangguan bipolar, karena diagnosisnya memerlukan periode gejala (hipo) manik yang berkelanjutan. Dokter mengamati kelompok gejala dan bukan sekadar fluktuasi emosi saat mendiagnosis.
Mitos: Hanya ada satu jenis gangguan bipolar
Ada empat kategori yang berbeda! Bipolar I ditandai dengan adanya episode depresi dan manik yang berdampingan, terkadang disertai halusinasi atau delusi. Bipolar II sebagian besar melibatkan episode depresi dan setidaknya satu episode hipomanik, bentuk mania yang lebih ringan. Gangguan siklotimik mencakup berbagai periode gejala hipomanik dan depresi selama setidaknya dua tahun, sementara gangguan bipolar yang tidak disebutkan tidak memiliki pola yang spesifik.
Mitos: Orang dengan gangguan bipolar adalah orang yang mengalami manik atau depresi
Faktanya adalah bahwa individu dengan gangguan bipolar dapat mengalami periode suasana hati yang stabil dalam waktu yang lama, yang disebut euthymia. Selain itu, mereka mungkin mengalami apa yang dikenal sebagai "episode campuran," di mana ciri-ciri mania dan depresi hidup berdampingan secara bersamaan. Pemahaman yang bernuansa ini menantang anggapan bahwa individu terus-menerus terombang-ambing di antara dua kondisi ekstrem, yang dianggap sangat sederhana.
Mitos: Seniman dengan gangguan bipolar kehilangan kreativitas mereka setelah perawatan
Ada kesalahpahaman bahwa mengobati gangguan bipolar dapat menghambat kreativitas artistik. Perjalanan penulis yang dinominasikan untuk Penghargaan Pulitzer, Marya Hornbacher, membantah mitos ini. Perawatan tidak hanya memungkinkannya untuk berpikir lebih jernih, tetapi juga meningkatkan hasil karyanya. Memahami bahwa pengobatan dapat meningkatkan dan bukannya mengurangi kreativitas sangat penting untuk meruntuhkan hambatan seputar kesehatan mental.
Mitos: Gangguan bipolar dapat disembuhkan melalui diet dan olahraga
Gangguan bipolar adalah kondisi yang berlangsung seumur hidup dan belum ada obatnya. Meskipun mengadopsi gaya hidup sehat yang mencakup diet dan olahraga yang tepat berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan, namun keduanya tidak dapat menggantikan komponen manajemen yang penting seperti pengobatan dan terapi bicara. Dua hal ini memang dapat membantu menghindari stres dan menjaga pola tidur yang teratur yang merupakan aspek integral dari manajemen gangguan bipolar yang efektif.