Merencanakan perjalanan solo? Jangan biarkan mitos-mitos membuat Anda berkecil hati
Bongkar kesalahpahaman ini sebelum Anda memutuskan untuk bepergian seorang diri. Perjalanan solo memberi kita kebebasan dan secara bertahap menjadi sebuah tren perjalanan di seluruh dunia. Namun, terlepas dari popularitasnya, beberapa mitos yang beredar di sekitarnya mungkin dapat membuat banyak calon pelancong enggan merencanakan perjalanan solo untuk pertama kalinya. Jangan berfokus pada mitos-mitos ini dan mari menyanggahnya dengan fakta.
Mitos 1: Hanya ekstrovert yang bisa melakukan perjalanan solo
Salah! Bertualang memiliki arti yang berbeda untuk setiap tipe kepribadian, dan introvert bisa bersenang-senang selayaknya ekstrovert selama perjalanan solo. Hanya karena para introvert cenderung lebih menikmati waktu sendirian, bukan berarti mereka tertutup dari dunia. Mereka sangat membutuhkan ruang untuk diri mereka sendiri tetapi tidak keberatan untuk sesekali bersosialisasi dan menjaga hubungan jangka panjang dengan orang-orang yang memiliki pola pikir yang sama.
Mitos 2: Perjalanan solo tidak aman dan berbahaya
Risiko kejadian yang tidak diinginkan hadir di semua perjalanan, terlepas dari apakah Anda pergi sendiri atau beramai-ramai. Jika Anda melakukan penelusuran yang tepat, buatlah rencana perjalanan yang realistis, lakukan pemesanan jauh-jauh hari, dan cari tahu tips keselamatan perjalanan. Dengan begitu, Anda dapat menghindari potensi bahaya. Pemula yang masih ragu untuk melakukan perjalanan solo pertamanya dapat memulai dengan tempat terdekat.
Mitos 3: Perjalanan solo hanya dimaksudkan untuk para lajang
TIDAK! Perjalanan solo adalah untuk semua orang baik lajang, memiliki pasangan, ataupun sedang dalam hubungan yang rumit . Pelancong yang memiliki pasangan bisa saja melakukan solo trip karena perbedaan minat, hobi, dan kegemaran. Seseorang juga dapat melakukan perjalanan solo karena pasangannya tidak dapat mengambil cuti dari pekerjaan, atau keduanya membuat pilihan sadar untuk melakukan perjalanan pencarian jati diri masing-masing.
Mitos 4: Solo traveling hanya untuk anak muda
Sejak kapan usia menjadi faktor dalam melakukan perjalanan? Mau 18 atau 60 tahun, tidak ada batasan usia untuk mencentang perjalanan solo pada daftar keinginan Anda. Orang-orang yang lanjut usia lebih bijaksana, terampil, memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman untuk menangani berbagai situasi. Hal-hal tersebut membuat mereka menjadi perencana dan pelaksana yang baik. Mereka juga ramah dan merupakan pembicara yang asik, dimana hal tersebut dapat menjadikan mereka teman perjalanan yang sempurna.
Mitos 5: Perjalanan solo dapat membuat Anda merasa kesepian
Ada perbedaan tipis antara menyendiri dan kesepian, dan perjalanan solo didasarkan pada keinginan untuk menyendiri. Anda bisa merasa kesepian bahkan ketika Anda dikelilingi oleh banyak orang. Maka, perjalanan solo bukanlah penyebab dari rasa kesepian. Bepergian seorang diri dapat memberi Anda kesempatan untuk mengenal diri sendiri, menikmati kebersamaan dengan diri sendiri, merangkul minat Anda, menyambut perspektif baru, dan menjadi lebih mandiri.