Mengapa bendera hijau tidak diperbolehkan di Olimpiade?
Situasi tegang muncul di Olimpiade Paris 2024 pada Sabtu ketika petugas keamanan mengeluarkan seorang penggemar yang membawa spanduk hijau bertuliskan "Go Taiwan" dari arena bulutangkis. Menurut Reuters, penonton tersebut secara fisik diturunkan melalui tangga sambil berteriak, saat pemain bulutangkis Taiwan Chou Tien Chen sedang bertanding melawan Lakshya Sen dari India. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengutuk pengusiran tersebut, dan menggambarkannya sebagai "cara yang kasar dan tercela yang dilakukan oleh individu jahat yang dengan kejam merampas slogan 'Majulah Taiwan'."
Kementerian Luar Negeri Taiwan menanggapi insiden ini
Kementerian tersebut juga menyebut tindakan ini sebagai tindakan yang tidak berpendidikan dan pelanggaran serius terhadap semangat beradab yang diwakili oleh Olimpiade dan kebebasan berbicara. Ketika ditanya tentang insiden tersebut, juru bicara Komite Olimpiade Internasional (IOC) Mark Adams merujuk pada syarat dan ketentuan tiket Olimpiade, dengan menyatakan bahwa "hanya bendera negara dan wilayah yang berpartisipasi dalam Olimpiade yang diizinkan."
Warna spanduk memicu kontroversi politik
Sesuai dengan syarat dan ketentuan, penonton juga dilarang membawa spanduk apa pun yang memuat pesan-pesan politik. Hijau, yang merupakan warna Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan, sering digunakan oleh para pendukung kemerdekaan dan otonomi Taiwan. Namun Beijing memandang Taiwan, yang secara resmi dikenal sebagai "Republik Tiongkok" (ROC), sebagai bagian dari wilayahnya dan sangat menentang pengakuan apa pun terhadap Taiwan sebagai negara terpisah, termasuk di bidang olahraga.
Sejarah Olimpiade Taiwan dan kontroversi nama
Hingga tahun 1970-an, Taiwan berkompetisi di Olimpiade di bawah "ROC." Ini berubah pada tahun 1971 ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui Beijing sebagai satu-satunya pemerintahan sah Tiongkok. Taiwan memboikot Olimpiade 1976 dan 1980 setelah negara tuan rumah menolak izin timnya untuk berkompetisi di bawah nama ROC. Pulau itu kembali ke ajang olahraga tersebut pada tahun 1984 sebagai "Tiongkok Taipei," menyusul kesepakatan tahun 1979 antara Tiongkok dan IOC yang mengizinkannya untuk ikut serta tetapi tidak boleh menggunakan nama, bendera, atau lagu kebangsaannya sendiri.