Terapi panas dan es: Kapan sebaiknya digunakan
Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan pilihan antara menggunakan kompres panas atau dingin untuk nyeri leher. Namun, menentukan kapan harus mengompres dengan es atau panas bisa jadi penting. Meskipun tidak ada bukti konklusif yang mendukung bahwa salah satu terapi lebih baik daripada yang lain untuk meredakan nyeri, para ahli menyarankan untuk menggunakan es untuk cedera baru atau bengkak. Setelah pembengkakan berkurang, panas sering direkomendasikan untuk mengurangi ketegangan atau kekakuan yang tersisa.
Akut atau kronis
Penelitian menunjukkan bahwa es dan panas dapat meredakan nyeri, tetapi penerapannya berbeda-beda tergantung kondisinya. Es biasanya disarankan untuk cedera akut, nyeri yang muncul tiba-tiba, pembengkakan, dan menenangkan otot setelah berolahraga. Di sisi lain, panas lebih disukai ketika pembengkakan telah berkurang, untuk kekakuan dan ketegangan kronis atau berulang, dan untuk menghangatkan otot sebelum melakukan peregangan atau olahraga.
Memilih perawatan yang tepat
Es efektif dalam mengurangi rasa sakit yang tiba-tiba akibat cedera baru dengan cara menyempitkan pembuluh darah, memperlambat sirkulasi, dan mengurangi pembengkakan. Perawatan ini sangat bermanfaat untuk meredakan kejang otot yang mati rasa atau nyeri yang parah. Di sisi lain, panas sangat membantu dalam mengendurkan otot-otot yang tegang dan meningkatkan kelenturan jaringan dengan melancarkan sirkulasi dan mempercepat penyembuhan. Oleh karena itu, ketika melanjutkan aktivitas sehari-hari setelah istirahat, panas lebih disukai untuk efek yang berkelanjutan.
Manfaat
Sirkulasi lancar yang dihasilkan dari terapi panas membantu membersihkan akumulasi limbah asam laktat setelah berolahraga. Selain itu, kenyamanan psikologis yang diberikan oleh panas dapat memperkuat efek pereda nyeri. Kehangatan yang menenangkan yang diberikan oleh panas dapat memberikan efek menenangkan pada pikiran, mengurangi stres dan ketegangan yang bermanfaat untuk pengendalian dan pemulihan nyeri secara keseluruhan.
Terapi kontras
Beberapa cedera dapat memanfaatkan terapi panas dan dingin secara bergantian, yang dikenal sebagai terapi kontras. Terapi kontras sangat efektif untuk mengatasi kondisi adanya peradangan dan ketegangan otot. Namun, preferensi tiap orang berperan dalam menentukan keefektifan terapi panas atau dingin. Beberapa orang mungkin merasa satu metode lebih menenangkan atau nyaman daripada yang lain.
Waktu yang tidak dianjurkan menggunakan es
Terapi dingin tidak dianjurkan dalam keadaan tertentu. Terapi ini dapat memperparah kram, terutama jika terdapat risiko, dan harus dihindari jika pasien sudah kedinginan atau jika area tersebut mati rasa. Selain itu, terapi dingin tidak boleh digunakan pada luka terbuka atau kulit yang melepuh, atau jika seseorang memiliki kondisi kesehatan tertentu yang memengaruhi aliran darah, atau sensitivitas tinggi terhadap dingin.