Mitos-mitos protein whey: Ahli luruskan kesalahpahaman awam dengan fakta
Jadikan 'whey' sebagai penunjang kebugaran tanpa ada kesalahpahaman! Protein whey sedang tren, terutama bagi orang yang ingin menambah berat badan. Namun, terlepas dari popularitasnya, protein ini terbungkus dalam banyak mitos yang membuat orang berpikir dua kali sebelum mengonsumsinya. NewsBytes berbicara dengan Aakash Bansal, pendiri dan pakar kebugaran di FormFit, untuk menyanggah kesalahpahaman ini dan menyajikan fakta-fakta. Berikut kutipan wawancaranya.
Apa itu protein whey dan untuk siapa?
"Protein whey adalah produk olahan dari susu sapi, yang diproses menjadi bentuk yang lebih pekat sebagai bubuk," jelas Bansal. "Ini paling efektif untuk orang yang angkat beban, atlet, orang yang kekurangan cukup protein alami dalam makanan mereka, dan orang lain yang membutuhkan lebih banyak massa dan kekuatan otot, dan mengurangi lemak tubuh," ujarnya. "Ini juga bisa membantu menurunkan berat badan," tambahnya.
Mitos 1: Protein whey tidak cocok untuk wanita
Keliru! Protein whey cocok untuk wanita, seperti halnya untuk pria. "Protein whey dapat digunakan oleh siapa saja yang menginginkan sumber protein yang praktis dalam dietnya. Mengonsumsinya, tidak akan secara ajaib membuat wanita terlihat jantan," beber Bansal. "Oleh karena itu, tidak ada alasan mengapa wanita tidak boleh menggunakan protein whey. Ini sumber protein yang mudah dalam diet seseorang!" dia menimpali.
Mitos 2: Protein whey itu palsu
"Kalau Anda tidak menyebut susu itu palsu, Anda juga tidak boleh menganggap whey palsu," kilah Bansal. "Whey adalah protein susu yang dapat diekstraksi dari susu melalui proses pembuatan keju. Cairan yang tersisa dalam proses pembuatan keju cottage, dengan mengentalkan susu dikenal sebagai air whey. Ini ditingkatkan lagi untuk membuat protein whey bubuk komersial," tambahnya.
Mitos 3: Protein whey hanya untuk orang yang aktif secara fisik
Ini salah satu mitos paling umum tentang protein whey. "Whey dirancang untuk mengisi celah nutrisi dari makanan yang bervariasi. Siapa pun dapat mengonsumsi suplemen whey untuk memenuhi kebutuhan makro harian, terlepas dari latihan gym yang tepat," jelas pelatih kebugaran tersebut. "Protein ini populer untuk membantu binaragawan, tetapi dapat menambah massa otot siapa pun," simpulnya.
Mitos 4: Protein whey dapat menambah otot secara ajaib
Ini kesalahpahaman lain yang menyebar luas, tetapi kami memiliki seorang ahli untuk membantahnya dengan fakta-fakta tentang masalah tersebut. "Otot akan tumbuh ketika Anda secara strategis menggunakan kelebihan kalori sambil menjaga cukup protein dalam makanan. Ini harus dikombinasikan dengan latihan ketahanan untuk menumbuhkan massa otot," ungkap pendiri FormFit itu. Oleh karena itu, protein whey saja tidak dapat membantu Anda terlihat berisi.
Mitos 5: Kita tidak bisa menambah massa otot tanpa protein whey
Ini paradoks dari mitos sebelumnya tentang protein whey, yang sama tidak berdasar dengan pasangannya. "Walaupun protein whey dapat membantu memenuhi kebutuhan protein seseorang, ini bukanlah suplemen wajib untuk menambah massa otot. Kebutuhan protein dapat dipenuhi dengan menggunakan berbagai bahan makanan seperti telur, ayam, kedelai, susu, dadih, keju, paneer, dan sebagainya," jelas Bansal.