Veganisme itu baik, tetapi banyak mitosnya. Mari kita bongkar
Veganisme telah menjadi pilihan gaya hidup populer bagi banyak orang di seluruh dunia. Jika sebagian orang mempraktikkannya karena masalah lingkungan, sebagian lain melakukannya demi kesehatan mereka secara keseluruhan. Namun, seiring dengan perkembangannya, banyak kesalahpahaman terus bermunculan di media sosial yang dapat menghambat cara seseorang untuk menerapkannya. Mari kita bongkar beberapa mitos yang paling umum.
Mitos 1: Veganisme itu mahal
Veganisme belum tentu gaya hidup yang mahal. Ada begitu banyak bahan makanan pokok vegan yang sederhana seperti lentil, biji-bijian, polong-polongan, nasi, sayuran, buah-buahan, dan lainnya yang tidak menguras kantong. Veganisme, seperti banyak pola makan vegetarian dan daging, terkadang mahal ketika seseorang berbelanja banyak makanan olahan cepat saji dan makanan siap saji, atau membeli barang dari toko mahal.
Mitos 2: Vegan kekurangan protein dalam makanannya
Tidak, jika menjadi vegan, Anda tidak akan kehilangan protein. Vegan memperoleh porsi protein mereka dari banyak makanan nabati seperti quinoa, oat, lentil, tahu, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Bahkan sayuran seperti bayam dan brokoli, dan jamur mengandung jumlah nutrisi tersebut dengan baik, keduanya juga merupakan makanan pokok dalam pola makan vegan.
Mitos 3: Menjadi vegan terlalu sulit dan menantang
Setiap perubahan gaya hidup yang drastis barangkali sulit diikuti pada awalnya, apalagi veganisme. Begitu tubuh Anda terbiasa dengan veganisme, akan mudah bagi Anda untuk hanya mengonsumsi makanan nabati. Selain itu, banyak makanan vegan yang tidak hanya sehat tetapi juga memiliki rasa yang lezat, sehingga pola makan ini mudah dibiasakan dan menjadi pengganti.
Mitos 4: Vegan tidak bermanfaat bagi kesehatan
Ini salah satu kesalahpahaman paling umum tentang veganisme. Pola makan vegan dapat memberi Anda banyak manfaat kesehatan jangka pendek dan jangka panjang termasuk penurunan berat badan dan mengurangi kemungkinan Anda menderita penyakit yang berhubungan dengan jantung. Veganisme juga dapat mengurangi risiko terkena jenis kanker tertentu seperti kanker usus besar. Penderita diabetes juga bisa tetap sehat dengan pola makan nabati ini.
Mitos 5: Pola makan vegan bersifat membatasi
Veganisme menghindari banyak produk hewani, beberapa di antaranya mungkin Anda gunakan setiap hari seperti susu dan barang-barang kulit. Namun, gaya hidup itu tidak membatasi. Sebaliknya, pola makan vegan menawarkan Anda kesempatan untuk mencari alternatif lain yang tersedia di alam yang belum mendapat sorotan. Anda juga bisa berkreasi dengan bumbu, bahan, dan gaya kuliner kapan saja.