Lima mitos tentang cokelat, terbongkar!
Setiap orang menyukai cokelat. Cokelat itu manis dan lezat, namun ada sejumlah rumor tak berdasar di sekelilingnya. Meskipun beberapa diantaranya bisa jadi benar, rumor-rumor ini tetap tidak bisa diambil sebagai fakta. Jadi, sebelum Anda memutuskan untuk mengorbankan asupan cokelat Anda sepenuhnya, berikut beberapa mitos umum tentang cokelat, yang perlu dibongkar.
Mitos: Cokelat kurang memiliki nilai gizi
Mungkin mitos paling umum seputar cokelat adalah bahwa cokelat kurang memiliki nilai gizi apapun. Tetapi kenyataannya adalah bahwa cokelat sebenarnya merupakan sumber antioksidan yang bagus. Antioksidan adalah zat yang mencegah radikal bebas dan molekul tak stabil membahayakan tubuh. Faktanya, konsumsi cokelat hitam secukupnya dapat benar-benar membantu menjaga tingkat tekanan darah dan bahkan meningkatkan kesehatan jantung.
Mitos: Cokelat menyebabkan kerusakan dan rongga gigi
Dalam sebuah studi yang dilakukan untuk menyelidiki pertumbuhan plak sebagai akibat dari memakan cokelat, ditemukan bahwa gula biasa memiliki dampak yang lebih besar pada perkembangan plak di gigi, dibandingkan dengan cokelat. Terlebih lagi, sebuah studi oleh Osaka University di Jepang menemukan bahwa kakao, bahan utama dalam cokelat, sebenarnya menghalangi bakteri mulut dan melawan kerusakan gigi.
Mitos: Pengidap diabetes tidak boleh mengonsumsi cokelat
Pengidap diabetes bebas mengonsumsi cokelat, karena mereka memiliki indeks glikemik yang rendah. Indeks glikemik adalah peringkat karbohidrat relatif dalam makanan, dalam hal bagaimana mereka memengaruhi kadar gula darah. Makanan dengan nilai indeks glikemik rendah lambat dicerna, diserap, dan diproses, sehingga menyebabkan kenaikan yang lebih lambat pada kadar gula darah dan insulin. Akan tetapi, konsumsi secukupnya adalah kuncinya!
Mitos: Cokelat menyebabkan jerawat
Cokelat tidak selalu menyebabkan jerawat. Meskipun makanan memang berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit Anda, makanan bukan satu-satunya faktor yang bertanggung jawab atas masalah-masalah kulit. Khususnya, jerawat utamanya disebabkan oleh pori-pori yang tersumbat yang muncul karena minyak berlebih, kulit mati, dan bakteri. Jadi, jangan khawatir, asupan cokelat seimbang tidak akan menyebabkan jerawat.
Mitos: Cokelat menyebabkan bertambahnya berat badan
Menurunkan berat badan adalah soal mengendalikan jumlah kalori Anda. Meskipun asupan makanan olahan berlebih pasti tidak akan memberi Anda pinggang ramping, konsumsi cokelat seimbang tidak akan merugikan target penurunan berat badan Anda. Faktanya, beberapa studi menyatakan bahwa mengonsumsi sedikit cokelat hitam selama lima hari seminggu berhubungan dengan indeks massa tubuh (BMI) yang rendah.