Jangan lakukan kesalahan-kesalahan ini saat berwisata di Montenegro
Terkenal dengan garis pantainya yang menakjubkan di sepanjang Laut Adriatik, dengan kota-kota yang indah seperti Kotor, Budva, dan Sveti Stefan, Montenegro dengan cepat menjadi tujuan wisata yang populer di Eropa. Jika Anda memiliki rencana perjalanan ke negara yang indah ini, pelajari beberapa kebiasaan dan budayanya untuk mendapatkan pengalaman yang lancar di negara ini. Berikut kiat-kiat yang perlu diingat.
Jangan kaget jika melihat hampir semua orang merokok
Montenegro memiliki salah satu angka perokok tertinggi di Eropa. Pada tahun 2020, 31,40% penduduk Montenegro yang berusia di atas 15 tahun merokok secara aktif. Di mana pun, termasuk halte bus, trotoar, dan kafe, Anda akan melihat penduduk setempat menyalakan rokok. Hal ini tidak akan mengganggu saat Anda makan, tetapi bisa jadi tidak nyaman jika Anda bukan perokok.
Jangan berharap banyak orang bisa berbahasa Inggris
Komunikasi bisa menjadi tantangan di Montenegro, karena penduduk setempat kurang bisa berbahasa Inggris, terutama di daerah yang lebih terpencil atau pedesaan. Namun, di kota-kota besar dan kawasan wisata, Anda mungkin dapat menemukan anak-anak muda yang bisa berbahasa Inggris. Namun, ada baiknya Anda mempelajari beberapa ungkapan dasar dalam bahasa lokal, Montenegro, sebagai bentuk penghormatan dan untuk memudahkan komunikasi.
Jangan berharap banyak pilihan jika Anda vegetarian
Makanan Montenegro umumnya didominasi oleh daging. Jika Anda seorang non-vegetarian, tempat ini surga bagi Anda. Tetapi jika Anda seorang vegetarian atau vegan, mungkin akan sulit untuk menemukan pilihan yang cocok saat bersantap di luar. Anda mungkin harus bertahan hidup dengan salad, pasta, atau pizza. Jadi, lakukan riset terlebih dahulu untuk hidangan atau restoran yang menyediakan vegetarian di negara ini.
Jangan membahas bisnis saat makan
Dalam budaya Montenegro, bercakap-cakap soal pekerjaan di atas meja makan umumnya dianggap tidak pantas dan sopan. Makan malam sering dianggap sebagai cara untuk bersosialisasi dan menjalin hubungan personal ketimbang membahas masalah pekerjaan. Sebaliknya, orang lebih banyak mengobrol ringan dan membicarakan topik-topik yang berkaitan dengan minat pribadi, seperti olahraga, budaya, atau perjalanan.