Kebiasaan makan dan gaya hidup yang perlambat metabolisme tubuh
Metabolisme merupakan proses tubuh memecah apa-apa yang kita konsumsi menjadi energi. Barangkali kita pernah menjumpai orang yang makannya banyak tapi sepertinya berat badannya tidak pernah naik, itu karena tingkat metabolismenya tinggi. Metabolisme yang lambat membakar kalori yang lebih sedikit, sehingga semakin banyak lemak yang tersimpan dalam tubuh. Berikut beberapa kebiasaan yang memengaruhi laju metabolisme kita.
Begini kata ahli
Metabolisme tergantung pada faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, gen, dan ras. Walaupun faktor-faktor itu tidak dapat diubah, ada faktor lain yang dapat membantu mempercepat atau memperlambat metabolisme. Yang paling penting adalah level aktivitas dalam keseharian, diikuti dengan massa otot. Semakin tinggi level aktivitas dan massa otot, semakin tinggi pula tingkat metabolisme kita.
Jarang makan
Ada mitos yang menyatakan bahwa jarang makan dapat membantu seseorang menurunkan berat badan. Padahal seiring bertambahnya usia, melewatkan waktu makan memperlambat metabolisme dan membuat kita semakin sulit untuk mengurangi berat badan. Kebiasaan ini kerap menyebabkan makan berlebihan di lain waktu dan tubuh kita pun menginginkan lebih banyak kudapan dan junk food tidak sehat yang hanya memicu penambahan berat badan. Selain itu, ketika kita makan setelah jeda yang lama, metabolisme tubuh kita melambat.
Kurang minum air putih
Air adalah faktor yang sangat penting dalam metabolisme kita. Menjaga terhidrasi amatlah penting. Minum air yang cukup juga mencegah kita makan berlebihan. Dehidrasi dapat memberi sinyal kepada tubuh bahwa kita lapar sehingga mengakibatkan makan berlebihan. Minum air meningkatkan metabolisme kita hingga 25% selama hampir satu jam. Minumlah air setiap jam untuk menjaga metabolisme tetap tinggi sepanjang hari.
Tidak membakar kalori yang cukup
Menjalani gaya hidup sedenter atau hanya duduk bekerja sepanjang hari berefek buruk pada laju metabolisme dan kesehatan kita secara keseluruhan. Memang tidak mungkin bagi semua orang di berbagai usia untuk berolahraga, lari, atau nge-gym. Orang-orang tersebut hendaknya berusaha dan beraktivitas sebanyak yang mereka bisa. Misalnya, naik tangga daripada lift. Perbanyaklah aktivitas fisik secara umum.
Tidak makan dengan cukup
Peningkatan metabolisme yang terjadi setelah pencernaan disebut thermic effect of food (TEF). Efek termal protein jauh lebih tinggi daripada karbohidrat atau lemak. Jadi, makan protein yang cukup bisa mempercepat metabolisme. Mengikuti diet ketat adalah masalah yang dapat menyebabkan laju metabolisme melambat. Selain itu, tidak cukup makan mengakibatkan berkurangnya konsumsi kalori, sehingga dapat memperparah lambatnya metabolisme.
Terlalu banyak mengonsumsi gula
Konsumsi gula yang tinggi berbahaya bagi kesehatan kita—baik itu dalam bentuk minuman ringan, jus buah kemasan, camilan manis, atau manisan. Gula rafinasi dapat membuat tubuh kita memproduksi lebih banyak insulin. Hal ini dapat berakibat pada diabetes tipe dua. Konsumsi banyak minuman manis yang mengandung fruktosa dapat memperlambat metabolisme dan menimbulkan penumpukan lemak di perut dan hati.