#HealthBytes: Mengapa Anda perlu menumbuhkan minat berkebun
Tangan yang belepotan dan memotong rumput di halaman barangkali bukan ide yang menguntungkan untuk sebuah "hobi", tapi bagaimana jika berkebun ternyata punya segudang manfaat bagi kesehatan? Dari luar, kegiatan ini mungkin terlihat membosankan bagi orang-orang yang belum familier. Tapi setelah menghayati prosesnya, Anda akan terkejut betapa aktivitas bercocok tanam merupakan proses terapi yang tidak ada bandingannya.
Melatih hampir setiap otot tubuh
Bila Anda tidak doyan berolahraga di gym, berkebun mungkin jadi pilihan yang tepat untuk Anda. Karena mencakup berbagai proses, hal ini memerlukan banyak pekerjaan fisik dan melatih hampir semua otot tubuh. Mencabut gulma, berbalik badan, dan membungkuk ketika menanam bibit baru mengerahkan seluruh otot di tubuh serta meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas.
Penuhi kebutuhan vitamin melalui rutinitas ini
Bercocok tanam membutuhkan banyak waktu di luar ruangan. Hal ini menjadikannya pilihan ideal untuk memperoleh asupan vitamin dari paparan sinar matahari. Paparan sinar matahari membantu tubuh kita memproduksi vitamin D yang melindungi dari penyakit jantung, diabetes, depresi, kanker, dan penyakit lainnya. Kadar vitamin D yang cukup juga penting demi penyerapan kalsium, yang dibutuhkan untuk memperkuat tulang-tulang Anda.
Proses meditatif, pengalaman yang memberi kepuasan dan kegembiraan
Kegiatan berkebun memerlukan ketekunan dan kesabaran yang tinggi. Dari menyiapkan tanah hingga menanam benih dan menyiramnya secara rutin, ini adalah proses bertahap, yang hasilnya (bunga, buah dan sayuran segar) Anda peroleh setelah jangka waktu tertentu. Jika prosesnya sendiri memiliki efek meditatif, hasil akhir yang didapatkan akan memberi Anda kepuasan dan kegembiraan.
Kebiasaan ini membantu pemulihan dan mengurangi hormon stres
Terapi hortikultura menjadi bagian dalam banyak program rehabilitasi kecanduan dan sejumlah penelitian membuktikan bahwa tanaman menimbulkan perasaan positif pada orang-orang yang menjalani pemulihan dari kecanduan. Bercocok tanam membantu mengurangi kadar hormon stres, yaitu kortisol. Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa usai mengalami stres, orang yang bercocok tanam memiliki kadar kortisol yang lebih rendah dalam darah dan bahkan lebih cepat pulih dibanding yang lain.
Menurunkan risiko penyakit Alzheimer dan demensia
Penelitian membuktikan bahwa melakukan aktivitas fisik seperti berkebun membantu menurunkan risiko penyakit Alzheimer dan demensia. Sebagai contoh, sebuah riset yang mengkaji hasil pindaian otak dari hampir 900 orang tua mendapati aktivitas fisik seperti bercocok tanam, jalan kaki, joging, dan menari secara rutin meningkatkan materi abu-abu (gray matter) dalam otak. Hal inilah yang dapat mencegah terjadinya demensia.