Kaset Pita Mengalami Kebangkitannya Kembali Di Jepang
Di dunia di mana layanan streaming digital telah menguasai para pengguna, kebangkitan yang menarik dan tak terduga melanda Jepang - kebangkitan kaset pita. Dulunya dianggap peninggalan masa lalu, harta karun magnetis ini memikat generasi baru penggemar musik dengan pesona nostalgia dan kehangatan analog yang khas. Toko-toko musik di Tokyo menyaksikan lonjakan popularitas kaset pita yang belum pernah terjadi sebelumnya, menentang konvensi era digital dan memberikan kehidupan baru ke era yang tampaknya sudah berlalu.
Tren Kaset Pita Di Tokyo
Toko musik di Tokyo merevitalisasi etalasanya di bagian kaset pita, menunjukkan minat baru yang besar terhadap media rekaman analog yang sederehana ini. Tower Records Shibuya, salah satunama terkemuka di dunia ritel musik, memperluas koleksi kasetnya hingga mencapai 3.000 unit, meningkat enam kali lipat dari sebelumnya. Yang lebih penting lagi adalah lonjakan popularitas di antara mereka yang berusia 20-an dan 30-an, sebuah demografi yang sebagian besar tidak mengalami masa kejayaan kaset pita pada tahun 1980-an.
Kejayaan Era Showa Memicu Kebangkitan Kaset Pita
Penjual kaset pita ini dapat ditelusuri kembali ke era Showa di Jepang, yang berlangsung dari akhir tahun 1920-an hingga akhir tahun 1980-an dan ditandai dengan pengaruh budaya Barat terhadap fesyen dan barang-barang rumah tangga Jepang. Atsuko Fukumoto, seorang karyawan di toko musik Showa Jimbocho Tacto, berbagi dengan Vice bahwa mereka telah menyimpan kaset selama beberapa dekade terakhir tetapi hanya melihat lonjakan permintaan dalam dua hingga tiga tahun terakhir.
Kualitas Suara Dan Nuansa Retro Mendorong Naiknya Permintaan Pasar
Kaset pita mampu menarik pelanggan karena kualitas suaranya yang berbeda, nuansa retro, dan kemasan kreatif dibandingkan dengan CD. Sifat fisik dari memasukkan kaset dan dengungan nostalgia dari pemutaran analog menawarkan pengalaman sensorik yang sulit ditiru oleh platform digital. Fukumoto juga menyebutkan bahwa tindakan memutar ulang gulungan untuk mendengarkan musik dan daya tarik retro-futuristik dari kaset tersebut terasa menyegarkan bagi sebagian orang.
Maxell - Produsen Kaset Pita Terakhir Yang Tersisa Di Jepang
Maxell tetap menjadi satu-satunya produsen kaset pita di Jepang, dengan penjualan rata-rata tahunan sebesar delapan juta kaset pita di ranah nasional. Perusahaan ini pertama kali memperkenalkan kaset pada tahun 1960an, dan popularitasnya melejit seiring dengan dikembangkannya Walkman oleh Sony pada tahun 1979. Penjualan kaset pita mencapai puncaknya pada tahun 1989 dengan 500 juta unit terjual. Miyuki Katamine, perwakilan humas Maxell, menyatakan bahwa perayaan ulang tahun ke-50 dari kaset pita pada tahun 2012 membantu naiknya tren ini di kalangan generasi muda.
Teknologi Analog Dengan Harga Yang Terjangkau
Di tengah kebangkitan vinil, kaset pita semakin populer karena harganya yang terjangkau. Dengan harga masing-masing berkisar sekitar 1.000 yen (Rp. 100 Ribu), kaset pita menawarkan alternatif analog yang hemat anggaran, menjadikan koleksi musik ini pilihan menarik bagi mereka yang mencari kehangatan analog tanpa membebani keuangan mereka. Aksesibilitas ini semakin memperluas daya tarik kaset, memposisikannya sebagai pilihan yang layak baik bagi kolektor lama maupun pendatang baru memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Musisi Modern Lebih Menyukai Kaset Pita
Seniman Jepang kontemporer telah menghidupkan kembali minat terhadap format kaset pita, menghargai strukturnya yang asli dibandingkan dengan lagu-lagu dalam format digital. Musisi muda menghargai fakta bahwa penggemar tidak boleh melewatkan karya mereka dan harus mendengarkan musik mereka dalam urutan yang diinginkan. Beberapa seniman modern terkenal memproduksi karya mereka via kaset pita untuk dijual kembali, sementara yang lain menggunakannya untuk tujuan demo. Hubungan emosional dengan artefak budaya membuat kaset pita tetap hidup di Jepang, dan pelanggan terus mencari produk dari Maxell.
Bukan Sekadar Pecinta Musik - Budaya Mengoleksi Kaset Pita
Kebangkitan ini melampaui bidang musik, seiring dengan perkembangan zaman kaset pita menjadi barang koleksi dan bahkan aksesoris fesyen. Beberapa merek yang berpikiran maju secara kreatif menggunakan kaset pita sebagai undangan ke suatu acara atau mendistribusikannya sebagai kenang-kenangan yang unik. Fenomena ini menunjukkan kemampuan beradaptasi dan evolusi budaya dari kaset pita, membuktikan bahwa kaset pita bukan hanya peninggalan masa lalu namun juga elemen dinamis yang dapat berintegrasi dengan tren masa kini.
Daya Tarik Yang Tak Lekang Oleh Waktu
Diluar dari prediksinya, kaset pita, yang dulu melekat dengan tahun 1980an, kini menikmati daya tarik yang luas dari berbagai kelompok umur karena sifatnya yang sederhana dan kepuasan dalam menciptakan karya pribadi dari kaset pita maupun CD. Mulai dari remaja yang menemukan daya tarik teknologi retro hingga individu berusia 50-an yang mengunjungi kembali masa mudanya, kebangkitan kaset pita dipicu oleh persepsi sebagai barang "baru dan lucu". Sifat kaset pita yang baru dan dapat disentuh tampaknya mampu menembus batas generasi.