Kapan waktu yang dianjurkan untuk berolahraga?
Berolahraga di gym atau di atas matras yoga telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari karena kondisi yang bugar memungkinkan kita menghadapi stres yang dialami sepanjang hari. Namun, sebagian orang mungkin beranggapan bahwa kita tidak boleh berolahraga saat sakit kepala, pilek, haid, dan/atau masa-masa pra-menstruasi. Padahal, kenyataannya tidak seperti yang Anda duga.
Ketika sakit kepala, lawan dengan… olahraga!
Olahraga sejatinya mengurangi frekuensi sakit kepala, dan para penderita migrain kronis sebaiknya melanjutkan kebiasaan olahraga demi mengurangi rasa nyeri. Selain itu, berolahraga ketika sakit kepala berbeda dari sakit kepala sehabis olahraga, yang diakibatkan oleh aktivitas berintensitas tinggi (exertional headache). Sakit kepala jenis ini ditemukan pada sebagian kecil orang, dan hendaknya tidak diyakini sebagai aturan yang berlaku bagi semua orang, demikian pendapat ahli.
Ahli patahkan mitos tentang olahraga dan sakit kepala
"Orang-orang dengan sakit kepala yang dipicu olahraga memiliki kondisi yang amat langka... menggunakan informasi itu untuk melarang pasien berolahraga adalah mitos yang sebaiknya tidak kita sebarkan," ujar ahli saraf yang berbasis di Chicago, dr. Nabih Ramadan, pimpinan Komite Edukasi dan Riset Biomedis di National Headache Foundation (NHF) Amerika Serikat.
Haid bukan alasan untuk berhenti olahraga
Banyak orang yang percaya bahwa selama haid, perempuan harus menghindari olahraga. Padahal, berolahraga di gym pada masa tersebut mengurangi nyeri, kram, perut kembung, depresi, perubahan suasana hati, iritabilitas, kelelahan, dan mual, karena endorfin atau hormon bahagia dilepaskan saat Anda beraktivitas tinggi. Bahkan 15 menit jalan kaki sebanyak dua kali sehari cukup efektif. Namun, sebaiknya Anda tidak melakukan olahraga yang berat atau lama. Selain itu, hindari pose-pose terbalik.
Olahraga selama fase pra-menstruasi bantu redakan sindrom iritabilitas
Sindrom pra-menstruasi (PMS) kini sudah menjadi hal yang umum, dengan gejala-gejala seperti perut kembung, mengidam, mudah marah, dan kelelahan. Meski level energi pada masa-masa ini turun, olahraga membantu meringankan gejalanya. Bahkan, sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Education and Health Promotion, menyatakan olahraga tiga kali sepekan, selama delapan pekan, menunjukkan hasil yang positif terhadap kesehatan fisik, mental, dan emosional.
Perhatikan hal-hal berikut sebelum mulai berolahraga
Walau aktivitas fisik menjadi solusi bagi masalah-masalah ini, Anda harus memperhatikan beberapa hal: -Sebaiknya hindari olahraga berat atau berkepanjangan ketika Anda mengalami kondisi-kondisi di atas dan lakukan olahraga yang relatif mudah. -Konsultasikan dengan dokter jika rasa sakit meningkat atau ada efek setelah berolahraga. -Anda juga bisa berolahraga saat mengalami pilek, tapi jaga hidrasi Anda, karena pilek mengurangi cairan tubuh.