Mengalami kurang tidur kronis? Waspadai gangguan neurologis ini
Komponen penting dari kesehatan dan kebugaran kita secara umum adalah tidur, karena tubuh dan pikiran kita mengalami proses pemulihan yang penting ketika kita tidur. Namun, di dunia yang serba cepat saat ini, banyak orang yang sering mengabaikan waktu tidur mereka demi pekerjaan, bersosialisasi, atau hiburan, tanpa memahami potensi efek negatif dari kurang tidur dalam jangka panjang. Kurang tidur dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan perkembangan berbagai gangguan neurologis.
Alzheimer
Kurang tidur kronis dan pola tidur yang terganggu dikaitkan dengan penyakit Alzheimer. Tidur sangat penting untuk membuang bahan limbah berbahaya seperti beta-amiloid dari otak. Racun ini dapat menumpuk selama tidur yang tidak memadai atau terganggu, sehingga meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Gangguan neurodegeneratif yang progresif dan tidak dapat disembuhkan ini memengaruhi fungsi otak, terutama memori, pemikiran, dan perilaku.
Apnea tidur
Kualitas tidur yang buruk merupakan kontributor utama terjadinya apnea tidur. Apnea tidur adalah gangguan tidur yang ditandai dengan jeda berulang dalam bernapas atau pernapasan dangkal selama tidur. Jeda pernapasan yang sering terjadi akibat apnea tidur mengakibatkan oksigenasi otak yang tidak memadai. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan memori, defisiensi kognitif, dan risiko komplikasi kardiovaskular yang lebih tinggi.
Epilepsi
Epilepsi adalah gangguan yang umumnya dikaitkan dengan masalah tidur. Pada epilepsi, ritme listrik otak cenderung menjadi tidak seimbang, sehingga mengakibatkan kejang berulang. Kejang menyebabkan perubahan perilaku secara tiba-tiba karena perubahan sementara dalam fungsi listrik otak. Stres, kadar gula darah rendah dan kurang tidur adalah penyebab utama epilepsi.
Narkolepsi
Kondisi neurologis jangka panjang yang disebut narkolepsi mengganggu kemampuan otak untuk mengontrol siklus tidur-bangun. Hal ini disebabkan oleh kekurangan hypocretin, zat kimia dalam otak yang mengatur terjaga dan tidur. Rasa kantuk yang berlebihan di siang hari adalah gejala narkolepsi, yang dapat menyebabkan episode kantuk di siang hari yang cepat dan tidak terkendali. Serangan tidur ini dapat terjadi kapan saja, sering kali ketika sedang melakukan aktivitas rutin.
Penyakit Parkinson
Meskipun hubungan yang tepat antara kurang tidur dan penyakit Parkinson belum jelas, berbagai penelitian telah menunjukkan kemungkinan adanya korelasi. Selama tidur, otak membersihkan racun dalam tubuh, termasuk protein abnormal seperti alfa-sinuklein, yang berhubungan dengan penyakit Parkinson. Kurang tidur kronis dapat mengganggu proses pembersihan protein ini, yang menyebabkan penumpukan zat-zat berbahaya di otak.