Spondilosis servikal: Pengertian, penyebab, gejala, dan pengobatan
Apa ceritanya
Spondilosis servikal adalah penyakit sangat umum yang dapat terjadi pada siapa saja.
Namun, kondisi dan gejalanya memburuk seiring bertambahnya usia. Banyak kasus terjadi pada orang dewasa yang lebih tua di atas usia 60 tahun.
Dalam sebagian besar kasus, pasien tidak mengalami gejala apa pun dan jika muncul, gejala dirawat dengan metode non-bedah.
Berikut hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang kondisi kesehatan ini.
#1
Penyakit kerusakan tulang rawan dan piringan sendi
Spondilosis servikal merupakan ausnya tulang rawan, piringan sendi, tulang, dan ligamen di leher seseorang.
Tulang belakang leher terdiri dari tujuh vertebrata dari total 24 dan dimulai langsung dari dasar tengkorak kepala.
Jika perubahan di area tersebut dapat mulai terjadi seiring bertambahnya usia, keausan dapat terjadi bahkan selama usia 30-an.
#2
Orang dewasa yang lebih tua dan perokok paling rentan
Usia adalah faktor yang paling penting dan karenanya, orang dewasa yang lebih tua menjadi yang paling rentan.
Perokok atau orang yang dulunya merokok juga termasuk di dalamnya.
Selain itu, orang yang sering melihat ke atas (seperti pelukis) atau ke bawah (tukang ledeng dan tukang reparasi sepatu) selama berjam-jam juga cenderung mengalaminya.
Pekerja konstruksi, orang dengan bekas cedera leher, dan orang yang gerakan lehernya terbatas juga bisa terkena kondisi ini.
#3
Taji tulang dan osteoartritis menyebabkan spondilosis servikal
Seiring bertambahnya usia, kondisi tulang belakang pun berubah.
Degenerasi, yaitu saat cakram tulang belakang aus, dapat menyebabkan spondilosis servikal.
Bahkan osteoartritis dapat mengakibatkan tulang rawan di sendi leher melemah, sehingga kondisi ini sering terjadi pada pasien.
Pertumbuhan tulang yang tidak normal di sepanjang vertebrata leher atau biasa disebut taji tulang, juga bisa memicu gangguan kesehatan ini.
#4
Nyeri leher/kekakuan, pusing, dan kejang otot menandai penyakit ini
Spondilosis servikal dapat disertai atau tidak disertai tanda atau gejala.
Namun, jika memang terjadi, gejala tersebut muncul melalui nyeri atau kekakuan leher yang semakin parah saat seseorang menggerakkan leher.
Selain itu, orang yang mengalami gangguan kesehatan umum ini juga dapat mengalami pusing, sakit kepala, kejang otot, nyeri di leher, dan bunyi klik, atau gemertak saat menggerakkan bagian yang terdampak.
#5
Pijat, kompres panas/dingin, dan obat-obatan bisa membantu
Dokter mungkin menyarankan penderita untuk menjalani terapi fisik karena akan membantu memperkuat dan meregangkan leher.
Dokter juga mungkin menganjurkan penggunaan kompres dingin atau panas untuk menghilangkan rasa sakit dan pijatan untuk mengendurkan otot-otot.
Alat terapi leher dapat diberikan untuk dipakai dalam waktu singkat guna menghindari gerakan tiba-tiba.
Obat oral antara lain untuk relaksasi otot, nyeri, dan saraf terjepit.