Bagaimana pasangan dapat mengelola hubungan mereka setelah memiliki anak
Pernikahan mengalami perubahan besar setelah kehadiran anak-anak, memperkenalkan dinamika dan tantangan baru. Oleh karena itu, sangat penting bagi pasangan untuk menavigasi kerumitan ini sambil mempertahankan inti dari hubungan mereka. Pelatih hubungan terkenal Jeevika Sharma berbagi wawasan tentang bagaimana suami dan istri tidak hanya dapat menghadapi badai menjadi orang tua, tetapi juga berkembang dalam ikatan mereka.
Menemukan kembali bersama-sama
Para pasangan sangat dianjurkan untuk melakukan petualangan singkat atau dekat tanpa anak-anak mereka, menjelajahi tempat-tempat yang tidak dikenal. Sharma menekankan kekuatan transformatif dari pengalaman bersama dalam menghidupkan kembali hubungan di antara pasangan. Baik itu kota, negara bagian, atau negara yang baru, momen-momen ini berfungsi sebagai penangguhan yang penting dari tuntutan menjadi orang tua yang tiada henti, menghidupkan kembali api yang mungkin telah redup di tengah-tengah tanggung jawab membesarkan keluarga.
Kencan malam
Untuk membina hubungan yang lebih dalam, pasangan harus secara proaktif menjadwalkan kencan malam secara teratur. Sharma menggarisbawahi pentingnya momen-momen intim ini, dengan menyarankan melakukan berbagai tarian, sebuah aktivitas yang tidak hanya membawa kegembiraan tetapi juga berfungsi sebagai pelepasan katarsis untuk hormon stres. Melalui pengalaman bersama yang disengaja ini, pasangan tidak hanya membangun gudang kenangan positif tetapi juga memupuk ikatan yang kuat.
Kekuatan dalam berbagi
Inti dari pernikahan yang berkembang adalah komunikasi yang efektif. Sharma menganjurkan percakapan yang bermakna yang melampaui hal-hal yang dangkal, memperdalam pemahaman dan memperkuat ikatan di antara pasangan. Mendorong keterbukaan dan kejujuran, ia juga menekankan peran penting dalam menavigasi tantangan unik yang menyertai pengasuhan anak, memperkuat fondasi hubungan.
Batas-batas kamar tidur
Seiring dengan pertumbuhan anak-anak, Sharma menyarankan agar tidak membiarkan mereka tinggal bersama di ranjang pasangan suami-istri. Di atas usia tertentu, kebiasaan ini dapat berdampak buruk pada keintiman pasangan. Mempertahankan ruang terpisah untuk hubungan perkawinan tidak hanya memastikan privasi yang diperlukan tetapi juga memberikan banyak kesempatan bagi pasangan untuk terhubung pada tingkat yang intim, menumbuhkan rasa kedekatan.
Menjaga tempat perlindungan
Pengaruh eksternal, terutama dari kerabat dan teman yang bermaksud baik, dapat memberikan tekanan yang tidak semestinya pada ikatan pernikahan. Sharma memohon kepada para pasangan untuk membuat batasan-batasan yang tegas, menjaga hal-hal pribadi mereka dari pengawasan eksternal. Memprioritaskan hubungan pernikahan di atas opini eksternal menjadi sangat penting dalam mempertahankan kehidupan keluarga yang sehat dan harmonis. Dengan memperkuat batasan-batasan ini, pasangan menciptakan sebuah tempat perlindungan di mana cinta mereka dapat berkembang, tanpa terganggu oleh ekspektasi eksternal.
Pembagian tanggung jawab
Untuk mencegah perselisihan, Sharma menyarankan pasangan untuk berbagi tanggung jawab pengasuhan anak secara adil. Perdebatan mengenai tugas pengasuhan anak dapat merenggangkan hubungan, dan pembagian yang adil memastikan pendekatan kolaboratif. Dengan bekerja sama dan saling mendukung, pasangan tidak hanya meringankan beban sebagai orang tua, tetapi juga memperkuat hubungan mereka, memupuk rasa persatuan dan tujuan bersama.
Membuat kejutan
Kejutan kecil dan sikap yang penuh perhatian memainkan peran penting dalam menjaga kebahagiaan pernikahan. Sharma merekomendasikan kejutan sporadis dan hadiah yang penuh perhatian sebagai ungkapan cinta dan penghargaan yang nyata. Meskipun terlihat kecil, tindakan ini berkontribusi secara signifikan terhadap keseluruhan atmosfer positif dalam hubungan, memperkuat hubungan emosional di antara pasangan. Melalui tindakan-tindakan ini, pasangan memupuk budaya penghargaan, memastikan bahwa cinta mereka semakin dalam dari waktu ke waktu.