5 cara membiasakan anak bersikap sportif
Apa ceritanya
Olahraga tidak hanya melibatkan aktivitas fisik tetapi juga membangkitkan banyak emosi dalam diri seorang pemain.
Emosi tinggi yang terpacu sering kali dapat menyebabkan beberapa perilaku yang tidak diinginkan di antara anak-anak jika tidak dibimbing dengan baik.
Sportivitas merupakan sikap yang akan membantu anak-anak bukan hanya di lapangan tetapi juga di lapisan masyarakat lainnya.
Berikut lima cara mengajarkan sportivitas sejati kepada anak-anak.
#1
Minta anak untuk berjanji menjunjung kerja sama dan komitmen
Mintalah anak Anda mengambil janji ini sebelum setiap pertandingan: "Saya bersungguh-sungguh menyatakan bahwa setiap pertandingan adalah pertandingan persahabatan yang dilakukan dalam semangat persaudaraan dan persahabatan sejati - kita menang dengan tenggang rasa atau kalah dengan lapang dada serta berkeinginan kuat untuk menang."
#2
Beri tahu anak kaitan sportivitas dan kesuksesan
Saat mengajarkan sportivitas kepada anak-anak, kita perlu memahamkannya dengan hubungan antara kesuksesan dan sportivitas.
Anak-anak juga perlu memahami bahwa kesuksesan bukan melulu soal kemenangan, karena kemenangan dapat terasa hampa tanpa sportivitas, martabat, dan kehormatan sejati.
Secara bersamaan, anak-anak harus belajar untuk menghormati pemain lain terlepas apakah dia menang atau kalah.
#3
Tanamkan budaya menghormati lawan
Mentalitas menang dengan segala cara bukanlah inti olahraga mana pun.
Jadi, kita perlu memperkenalkan anak-anak pada budaya yang mendorong sportivitas.
Jelaskan budaya tersebut dengan mengacu pada sikap menghormati lawan, rekan satu tim, dan permainan itu sendiri.
Jelaskan bagaimana Anda mengharapkan anak memperlakukan lawannya.
Mendorong anak untuk berjabat tangan setelah pertandingan bisa sangat membantu menanamkan rasa hormat kepada pemain lain.
#4
Ajari anak untuk kalah dengan lapang dada
Terkadang kita menang, dan di lain waktu kita kalah; itu bagian dari permainan dan pada akhirnya juga kehidupan.
Menang itu penting, tapi menang bukan satu-satunya tujuan berkompetisi.
Ketika anak kalah dalam sebuah pertandingan, kita harus mengajarinya untuk menerima kekalahan dengan bangga, memberi selamat kepada tim yang menang, dan mencari cara untuk bisa berkembang ke depannya.
#5
Ajari anak untuk menang dengan rendah hati
Walaupun menerima kegagalan itu penting, anak-anak juga perlu memahami bahwa mereka harus menang tanpa bersikap sombong.
Ada garis tipis antara merayakan kemenangan dan menyombongkan kemenangan. Anak-anak harus memahami itu sejak dini.
Ajari anak untuk menghormati, berjabat tangan, dan memberi selamat kepada lawan setelah pertandingan yang sengit.
#6
Pahamkan prinsip dasar kerja sama tim kepada anak
Tidak ada individu dalam tim. Anak harus belajar bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan bersama.
Jika semua orang memahami kelemahan dan kekuatan masing-masing rekan satu timnya, mereka akan tampil lebih baik sebagai sebuah tim.
Mintalah anak Anda mematuhi arahan pelatih, karena ini proses penting untuk belajar cara bekerja sama dalam tim.